Jumat, 25 Maret 2011

SURAT TERBUKA ASY-SYAIKH RABI' KEPADA PAUS BENEDICTUS, PARA PENDETA DAN UMAT KRISTEN

Surat Terbuka Asy-Syaikh Rabi' kepada Paus Benedictus,
Para Pendeta dan Ummat Kristen

Kamis, 28 September 2006 - 12:29:38 :: kategori Fatwa-Fatwa
Penulis: Asy Syaikh Rabi' Ibn Haadi al Madkhali hafidhahullah
.: :.
Nasehat dan Ajakan Bagi Para Uskup Kepada Islam

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه أما بعد:

Segala puji milik Allah, semoga shalawat dan salam tercurah ke haribaan Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya serta semua yang mengikuti petunjuknya.

Amma ba`du:
Telah tersiar di media massa baik elektronik maupun cetak dan di situs-situs internet bahwa Paus Vatikan Benedictus XVI telah menghina Islam dan Rasulullah Muhammad - Shallallahu`alaihi wa sallam - juga menuduh beliau serta risalahnya dengan sifat jahat dan tidak rasional ! Alangkah anehnya tuduhan ini dan mencengangkan serta bertentangan dengan nalar, akal dan hakekat Islam yang cemerlang. Islam - yang dengannya Allah Ta’ala keluarkan manusia dari kegelapan menuju kepada cahaya dan dari kedzaliman segenap agama yang ada (non Islam, red), menuju kepada keadilan Islam, yang telah diakui oleh musuh-musuh (Islam sendiri, red) yang berakal.

Disini saya tidak akan berpanjang lebar dalam memuji Islam dan Rasul Islam, karena sesungguhnya pujian tersebut telah memenuhi penjuru dunia dan memenuhi perpustakaan-perpustakaan, namun aku akan ringkaskan sebagaimana berikut:

“Sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah (Utusan Allah) - shallallahu`alaihi wa sallam - yang benar-benar yang Allah utus sebagai rahmat (kasih sayang) bagi alam semesta.

Allah Ta’ala mengutus beliau sebagai pembawa kabar gembira dan pembawa peringatan, sebagai juru dakwah kepada jalan Allah serta sebagai pelita yang terang-benderang.

Beliau - Shallallahu`alaihi wa sallam - datang dengan ajaran menghormati para Nabi dan kitab-kitab mereka, bahkan (beliau mengajarkan, red) cinta kepada para Nabi dan iman kepada kenabian mereka serta kitab-kitab mereka. Allah berfirman:
امَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
“Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya... " [QS Al-Baqarah: 285]

Dan Allah berfirman memerintah Nabi-Nya dan umatnya:
قُولُوا ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". [QS Al Baqoroh: 136]

قُلْ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." [QS Ali 'Imran: 84]

Muhammad - Shallallahu`alaihi wa sallam - datang dengan keadilan dan kebaikan, melarang dari perbuatan keji dan mungkar serta dari perbuatan jahat :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS An Nahl: 90]

(Rasulullah) datang dengan ajaran jihad untuk meninggikan kalimat Allah Ta’ala dan untuk menghilangkan kekafiran, kesyirikan dan kerusakan. Dan telah mendahuluinya kepada ajakan ini, nabi Musa - `alaihis salam - dan para nabi Bani Isra`il setelahnya.

Beliau (Rasulullah) datang dengan syari`at qishash dan hukum had demi menjaga keutuhan agama, jiwa, kehormatan dan harta benda. Dan telah mendahuluinya dalam hal itu, Nabi Musa - `alaihis salam - dan para Nabi Bani Isra`il setelahnya. Dan itu merupakan kebaikan dan pemeliharaan terhadap kehormatan, harta benda dan…dst, dan dalam rangka menebarkan rasa aman dan mendatangkan kebaikan serta mengantisipasi kerusakan.

Dan tidak ada yang menuduh Muhammad – Shallallahu ‘alaihi wassalam - dan risalahnya dengan sifat jahat, kecuali pendusta lagi sangat kafir (menentang, red) serta (berarti juga) mencela Musa dan risalahnya juga para nabi bani Isra`il beserta risalah mereka yang datang setelah Nabi Musa yang berhukum dengan kitab Taurat.

Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلاَ تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ ﴿٤٤﴾ وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنْفَ بِالأَنْفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
[44] Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. [45] Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. [QS Al Maaidah: 44 - 45]

وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الإِنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. [Al-Maidah:47]

Sungguh Yahudi serta Nashrani telah kafir terhadap kitab Taurat dan Injil, dimana mereka tidak mengamalkan apa yang ada di dalam keduanya dari aqidah maupun hukum, serta mereka tidak mengimani Muhammad - Shallallahu`alaihi wa sallam - yang datang dengan membenarkan para Nabi dan kitab-kitab mereka dan diantaranya adalah kitab Taurat dan Injil.

Mereka kafir terhadap Muhammad – Shallallahu 'alaihi wassalam - dan apa yang dikandung dalam risalahnya berupa pembenaran terhadap para nabi seluruhnya, dan apa yang yang ada dalam kitab Taurat dan Injil serta apa yang ada dalam keduanya dalam bidang aqidah dan hukum, kecuali yang telah dihapus oleh Islam.

Juga mereka memerangi Muhammad – Shallallahu 'alaihi wassalam - dengan peperangan yang sangat sengit, terutama para pendeta, rahib-rahib (ahli ibadah) dan uskup-uskup (pastur-pastur) mereka, disebabkan kesombongan, keangkuhan dan iri dengki mereka, setelah mereka menyelewengkan kitab-kitab mereka dan mempermainkan ayat-ayatnya, dan mereka ubah apa yang ada di dalamnya dari mulai aqidah, iman dan tauhid menjadi syirik, dan kekafiran, serta menolak hukum-hukum yang ada di dalamnya.

Bila demikian sikap mereka terhadap kitab mereka sendiri yang mereka mengaku mengimaninya, maka tidak aneh bila mereka akan kufur kepada Muhammad – Shallallahu 'alaihi wassalam - dan apa yang ia bawa berupa Al-Quran yang tidak mengandung kebatilan, baik di muka maupun di belakangnya (dari segala sisi, red) !

Wahai Ahli Kitab, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat dan ikutilah Muhammad – Shallallahu ‘alaihi wassalam - yang telah diberitakan oleh kitab suci kalian sendiri serta diberitakan oleh Isa - `alaish-shalatu wassalam - dimana beliau mengatakan:
إِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". [QS Ash Shoff: 6]

قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". [QS Ali 'Imran: 64]

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? [QS Ali 'Imran: 71]

قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ ءَامَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?" Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. [QS Ali 'Imran: 99]

Wahai - yang disebut Paus Vatikan -, masuk Islamlah engkau, niscaya engkau akan selamat, dan Allah akan memberimu pahala dua kali lipat, tapi kalau kamu menolak, niscaya engkau akan memikul dosa para pengikutmu dari kalangan Nashrani Eropa dan luar Eropa.

Masuk Islamlah engkau dan pengikut agamamu, niscaya Allah akan masukan kalian ke dalam surga - yang luasnya seluas langit-langit dan bumi - yang telah disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa para pengikut rasul dengan benar-benar. Berimanlah dengan Al-Quran yan agung ini, yang telah memelihara semua risalah dan membawa keyakinan yang benar dan hukum yang adil, yang didukung oleh akal sehat dan fitrah yang suci.

Berimanlah engkau dan para pengikutmu dengan Al-Quran ini yang mengandung apa yang saya sebutkan kepada kalian dan telah mencapai tingkatan i`jaz (kemukjizatan) yang dicapai oleh i`jaz materi ataupun maknawi (tak tertandingi, red).

Allah Ta'ala menantang segenap manusia dan jin untuk membuat yang serupa dengannya, dan mereka tidak akan mampu untuk menirunya, bahkan mereka tidak mampu untuk mendatangkan misalnya sepuluh surat darinya, bahkan mereka tidak mampu untuk mendatangkan satu surat saja sepertinya. Mereka tidak mampu, mereka tidak mampu, mereka tidak mampu kendati mereka saling-membantu.

Dengan kenyataan ini sudah cukup untuk mengajak para uskup dan pengikut mereka untuk beriman, seandainya mereka sedikit memakai akal mereka dan mau berpikir serta bersikap adil.

Masuk Islamlah - wahai para uskup - dan raihlah Surga - yang luasnya seluas langit dan bumi-, kalau tidak, maka yakinilah bahwa siksa yang sangat keras dan kekal yaitu Neraka - yang Allah siapkan untuk orang-orang kafir - akan menimpa kalian, apinya sangat panas dan sangat dalam. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang agung dan kitab-Nya yang hikmah:
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلاَسِلَ وَأَغْلاَلاً وَسَعِيرًا
Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala. [QS Al Insaan: 4]

Dan Allah Ta’ala berfirman dalam kitabnya yang agung:
وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلاً ﴿١١﴾ إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالاً وَجَحِيمًا ﴿١٢﴾ وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا ﴿١۳﴾ يَوْمَ تَرْجُفُ الأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلاً ﴿١٤﴾
[11] Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. [12] Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, [13] dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. [14] Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan. [QS Al Muzzammil: 11 - 14]

Wahai para uskup, janganlah kalian terperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan kalian tertipu - dengan berbagai macam penipuan - sehingga melalaikan Allah Ta'ala. Ketahuilah bahwa para pendahulu kalian telah menyelewengkan kitab-kitab kalian serta merusak agama kalian, dan mereka menjadikan tuhan selain Allah Ta'ala dari kalangan manusia, dan mereka menganggap bahwa `Isa adalah anak Allah atau yang ketiga dari yang tiga (trinitas, red). Maha Suci Allah dari itu dari yang mereka tuduhkan.

Allah mengatakan dalam kitabnya yang mulia, yang terjaga dari penyelewengan dan perubahan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿۳﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
[1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, [2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [3] Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, [4] dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". [QS Al Ikhlaash: 1 - 4]

Dan Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia :
لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا ﴿۸۹﴾ تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ﴿۹۰﴾ أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا ﴿۹١﴾ وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا ﴿۹٢﴾ إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ إِلاَّ ءَاتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا ﴿۹۳﴾ لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا ﴿۹٤﴾ وَكُلُّهُمْ ءَاتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, [90] hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, [91] karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. [92] Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. [93] Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. [94] Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. [95] Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. [QS Maryam: 89 - 95]

Wahai ahlul kitab dan wahai para uskup, sungguh semua rasul datang dengan membawa tauhid dan memerangi syirik, diantara mereka adalah Isa - `alaihis salam-, Allah Ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [QS Al Maaidah: 72]

Maka Allah Ta’ala perintahkan `Isa - `alaihis salam - untuk beribadah kepada Allah - satu-satunya - dan menegaskan bahwa Allahlah Rabbnya dan Rabb lawan bicara `Isa - yang `Isa diutus kepadanya - dan bahwa siapa yang menyekutukan Allah, sungguh Allah telah mengharamkan baginya Surga dan tempatnya di Neraka. Allah Ta'ala berfirman:
قَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلاَّ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. [QS Al Maaidah: 73]

Maka berhentilah - wahai orang-orang Nasrani dan para uskup- dalam hal yang Allah peringatkan kalian darinya, yaitu menuhankan `Isa – 'alaihis salam - dan makhluk-makhluk Allah lainnya. Kalau tidak, berarti kalian berada dalam kekafiran dan kesyirikan dan balasannya adalah Allah haramkan kalian dari surga serta menjadikan tempat kalian di Neraka.

Janganlah kalian terperdaya dengan apa yang kalian dapatkan dari apa para pendahulu kalian, dari para baba (uskup/pendeta) kalian, serta para rahib kalian, karena mereka - demi Allah - berada di atas kebatilan dan kekafiran dan sungguh mereka telah merubah isi kitab Taurat dan Injil sebagaimana telah saya sebutkan pada kalian.

Dan jangan kalian sangka bahwa `Isa - 'alaihis salam - akan membela kalian atau memasukan kalian ke dalam Surga, serta menyelamatkan kalian dari Neraka, karena urusan ini bukan ditangannya. Serta karena kalian sendiri telah menyelisihinya serta menyelisihi aqidahnya dan menyelisihi aqidah tauhid serta kalian telah menjadikannya sebagai tuhan. Sementara Nabi `Isa sendiri mengkafirkan orang yang melakukan demikian dan beliau akan berlepas diri dari kalian, dari kesesatan kalian serta dari perbuatan kalian, ketika menjadikan `Isa - 'alaihis salam - dan ibunya sebagai sesembahan selain Allah.
Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ﴿١١٦﴾ مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ﴿١١٧﴾ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
[116] Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai `Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" `Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". [117] Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. [118] Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS Al Maaidah: 116 - 118]

Lihatlah `Isa – alaihis salam- berlepas diri dari aqidah orang-orang Nashrani dan keyakinan mereka yang bathil tentang nabi `Isa - 'alaihis salam - dan ibunya yaitu sebagai sesembahan selain Allah. Dan `Isa - 'alaihis salam - menegaskan di hadapan Allah bahwa beliau tidak memerintahkan manusia kecuali apa yang Rabb-nya perintahkan kepadanya, “Beribadahlah kalian kepada Rabbku dan Rabb kalian”. Kalau begitu, maka Allah-lah Rabb-nya dan Rabb sekalian manusia, dan mustahil beliau mengklaim dirinya dan ibunya sebagai sesembahan dan memerintahkan manusia untuk berbuat syirik/menyekutukan Allah.

Kalau kalian (wahai pendeta) mendustakan apa yang terkandung dalam surat ini berupa fakta-fakta, lalu kalian mendebat dalam hal itu, maka aku mengajak kalian untuk bermubahalah [1] sebagaimana Allah perintahkan Rasul-Nya yang jujur dan terpercaya dimana Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. [QS Ali 'Imran: 61]

Dan Muhammad - shallallahu`alaihi wa sallam adalah tauladan bagiku dan bagi setiap muslim.

والسلام على من اتبع الهدى
Semoga keselamatan tercurah kepada orang yang mengikuti petunjuk.

Ditulis oleh Rabi` bin Hadi Al-Madkhali
24 Sya`ban 1427 H

(Diterjemahkan oleh al Ustadz Qomar Zainuddin, Lc, dari tulisan Asy Syaikh Rabi' Ibn Haadi al Madkhali dari situs Sahab.net http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=338784)

Kutipan asli dalam bahasa Arab
------------------------------------------ --------------------- -----------------
نصيحة ودعوة للبابوات إلى الإسلام

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه أما بعد:

فقد أذيع وأشيع في وسائل الإعلام من إذاعات وصحف ومواقع فضائية بأن بابا الفاتيكان – بنديكت السادس عشر- قد طعن في الإسلام ورسول الله محمد عليه الصلاة والسلام ووصفه ورسالته بالشر ومجافاة العقل ! وهذا أمر عجيب ومذهل ومصادم للمنطق والعقل ولحقيقة الإسلام الناصعة ذلكم الإسلام الذي أخرج الله به البشرية من الظلمات إلى النور ومن جور الأديان إلى عدل الإسلام الذي شهد به عقلاء الأعداء ولا أطيل في مدح الإسلام ورسول الإسلام فإنه قد امتلأت به الدنيا وزخرت به المكتبات واختصر فأقول :

إن محمدًا رسول الله حقًا وصدقا أرسله الله رحمة للعالمين .

أرسله بشيراً ونذيراً وداعياً إلى الله وسراجاً منيراً .

جاء باحترام الأنبياء وكتبهم, بل جاء بحبهم والإيمان بهم وبكتبهم .

قال تعالى {آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ } . (البقرة 285)

وقال تعالى آمراً محمداً صلى الله عليه وسلم وأمته {قُولُواْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ }. (البقرة 136)

وقال تعالى {قُلْ آمَنَّا بِاللّهِ وَمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ } . (آل عمران 84 ).

جاء محمد صلى الله عليه وسلم بالعدل والإحسان ناهياً عن الفحشاء والمنكر والبغي {إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ } . (النحل 90 )

جاء بالجهاد لإعلاء كلمة الله وللقضاء على الكفر والشرك والفساد .

وقد سبقه إلى ذلك موسى عليه الصلاة والسلام وأنبياء بني إسرائيل من بعده .

وجاء بشرعية القصاص والحدود لحفظ الدين والأنفس والأعراض والأموال .

وقد سبقه إلى ذلك موسى وأنبياء بني إسرائيل من بعده, وذلك خير وإحسان وحفظ للأعراض والأموال .. الخ . ولإشاعة الأمن والأمان وجلب المصالح ودرء المفاسد .

ولا يصف محمداً ورسالته بالشر إلا كاذب كَفََّّار طاعن في موسى ورسالته وطاعن في الأنبياء بعده الذين كانوا يحكمون بالتوراة .

قال تعالى {إِنَّا أَنزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُواْ لِلَّذِينَ هَادُواْ وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُواْ مِن كِتَابِ اللّهِ وَكَانُواْ عَلَيْهِ شُهَدَاء فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ . وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنفَ بِالأَنفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ } . (المائدة 44-45) .

وقال تعالى {وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الإِنجِيلِ بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فِيهِ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ } . (المائدة 47)

وقد كفر اليهود والنصارى بالتوراة والإنجيل فلم يعملوا بما فيهما من عقائد وأحكام .

وكذبوا محمداً صلى الله عليه وسلم الذي جاء مصدقاً للأنبياء وكتبهم ومنها التوراة والإنجيل .

كفروا بمحمد وما تضمنته رسالته من تصديق للأنبياء جميعاً وتصديق لما في التوراة والإنجيل وما فيهما من عقائد وأحكام إلا ما نسخه الإسلام .

وحاربوه أشد الحرب ولا سيما أحبارهم ورهبانهم وبابواتهم كبراً وبطراً وحسداً وبغياً بعد أن حرفوا كتبهم وتلاعبوا بنصوصها وحولوا ما فيها من عقائد وتوحيد وإيمان إلى شرك وكفران وعطلوا ما فيها من أحكام !!

فإذا كان هذا موقفهم من كتبهم التي يدَّعون الإيمان بها فكيف يصعب عليهم الكفر بمحمد وبما جاء به من قرآن لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه ؟!

يا أهل الكتاب توبوا إلى الله توبة نصوحا واتبعوا محمداً الذي بشرت به كتبكم وبشر به عيسى عليه الصلاة والسلام حيث قال {وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ } . (الصف 6).

{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْاْ إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئاً وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ اشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ } . (آل عمران 64)
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ } (آل عمران 71 ) .

{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجاً وَأَنتُمْ شُهَدَاء وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ } . (آل عمران 99)

يا من يُسمَّى ببابا الفاتيكان أَسْلِم تَسْلِم يؤتك الله الأجر مرتين فإن أبيت فإنما عليك إثم أتباعك من النصارى الأوربيين وغير الأوربيين .

أسلم وليسلم أهل ملتك, يدخلكم الله جنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين, أتباع الرسل الصادقين . آمِنْ بهذا القرآن العظيم الذي هيمن على كل الرسالات وجاء بالعقائد الصحيحة والأحكام العادلة التي تؤيدها العقول الراجحة والفطر السليمة .

آمن أنت وأتباعك بهذا القرآن الذي تضمن ما ذكرت لكم وبلغ مرتبة من الإعجاز لا يلحقه إعجاز مادي ولا معنوي .

تحدّى الله الجن والإنس أن يأتوا بمثله فعجزوا أن يأتوا بمثله, بل عجزوا أن يأتوا بعشر سور من مثله بل عجزوا أن يأتوا بسورة من مثله .

عجزوا وعجزوا وعجزوا ولو كان بعضهم لبعض ظهيراً .

وفي هذا وحده ما يدعوا البابوات وأتباعهم إلى الإيمان لو كان عندهم حظ من العقل والتعقل والإدراك والإنصاف .

أسلموا أيها البابوات تسلموا وتغنموا جنة عرضها السماوات والأرض, وإلا فأيقنوا بالعذاب الشديد الخالد من نار أعدها الله للكافرين, حرها شديد, وقعرها بعيد, قال تعالى في القرآن العظيم وكتابه الحكيم { إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلاسِلا وَأَغْلالاً وَسَعِيراً } . (الإنسان 4) .

وقال تعالى في كتابه العظيم {وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلاً إن لدينا أنكالا وجحيما وطعاما ذا غصة وعذابا أليما يوم يوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيباً مَّهِيلاً . إنا أرسلنا إليكم رسولا شاهداً عليكم كما أرسلنا إلى فرعون رسولا فعصى فرعون الرسول فأخذناه أخذا وبيلا} . (المزمل 11-14) .

أيها البابوات لا تغرنكم الحياة الدنيا ولا يغرنكم بالله الغرور, واعلموا أن أسلافكم قد حرفوا كتبكم وأفسدوا ملتكم وجعلوا من البشر آلهةً من دون الله وادعوا أن عيسى ابن الله أو ثالث ثلاثة تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا .

قال الله في كتابه الخالد المعجز المحفوظ من التحريف والتبديل ( قل هو الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد ) .

وقال تعالى في هذا الكتاب العظيم المعجز ( لقد جئتم شيئاً إدا تكاد السماوات يتفطرن منه وتنشق الأرض وتخر الجبال هدا أن دعوا للرحمن ولدا وما ينبغي للرحمن أن يتخذ ولداً إن كل من في السماوات والأرض إلا آتي الرحمن عبداً لقد أحصاهم وعدهم عدا وكلهم آتيه يوم القيامة فرداً ) . ( مريم 89-95)

يا أهل الكتاب ويا أيها البابوات لقد جاء كل الرسل بالتوحيد وحاربوا الشرك ومنهم عيسى عليه الصلاة السلام , قال تعالى {لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ } . (المائدة 72) .

فأمر عليه السلام بعبادة الله وحده وصرح بأن الله ربه ورب من خاطبهم وأُرْسِل إليهم, وأن من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار .

وقال تعالى {لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَـهٍ إِلاَّ إِلَـهٌ وَاحِدٌ وَإِن لَّمْ يَنتَهُواْ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ } . (المائدة 73) .

فانتهوا أيها النصارى والبابوات عما حذركم الله من تأليه عيسى وغيره من المخلوقات وإلا فأنتم على الكفر والشرك, وجزاء ذلك أن يحرم الله عليكم الجنة وأن يجعل مأواكم النار .

ولا تغتروا بما وجدتم عليه أسلافكم وبابواتكم ورهبانكم فإنهم والله على الباطل والكفر ولقد حرفوا التوراة والإنجيل كما أسلفت لكم .

ولا تظنوا أن عيسى سيشفع لكم أو يدخلكم الجنة وينجيكم من النار؛ لأن هذا ليس بيده, ولأنكم قد خالفتموه وخالفتم عقيدته عقيدة التوحيد واتخذتموه إلها وهو يُكفّر من بفعل ذلك وسيتبرأ منكم ومن ضلالكم ومن اتخاذكم إياه وأمه إلهين من دون الله .

قال تعالى {وَإِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَـهَيْنِ مِن دُونِ اللّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ . مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ . ِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ } ( المائدة 116-118 ) .

فهذا عيسى يتبرأ من عقيدة النصارى واعتقادهم الباطل فيه وفي أمه أنهما إلهان من دون الله , ويصرح أمام الله أنه ما أمر الناس إلا بما أمره به ربه ( أن اعبدوا الله ربي وربكم ), فالله ربه ورب الناس وأنه من المستحيل أن يدّعي لنفسه ولأمه الإلهية وأن يأمر الناس بالشرك بالله .

فإن كذبتم بما تضمنه هذا الخطاب من حقائق وحاججتم وجادلتم في ذلك فإنني أدعوكم إلى المباهلة كما أمر الله رسوله الصادق الأمين فقال له {فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْاْ نَدْعُ أَبْنَاءنَا وَأَبْنَاءكُمْ وَنِسَاءنَا وَنِسَاءكُمْ وَأَنفُسَنَا وأَنفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّعْنَةَ اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ } (آل عمران 61)
ولي ولكل مسلم في ذلك أسوة حسنة بمحمد صلى الله عليه وسلم .

والسلام على من اتبع الهدى .

كتبها
الشيخ ربيع بن هادي عمير المدخلي
24/شعبان/1427هـ

Kamis, 24 Maret 2011

MEMBONGKAR PIKIRAN HASAN AL BANNA - IHYA'UT TUROTS (IV)

Membongkar pikiran Hasan Al Banna - Ihya'ut Turats (IV)
Sabtu, 15 November 2003 - 00:00:17 :: kategori Manhaj
Penulis: Syaikh Ayyid asy Syamari
.: :.
Yayasan Ihya’ut Turats lebih lunak sikapnya terhadap pemerintah. Mereka nampaknya punya sikap yang baik sehingga memiliki referensi dari Syaikh Bin Baz yang mereka sebarluaskan dalam menyikapi pemerintah.

Adapun yang tercela dari yayasan ini adalah pembuatan aturan mereka yang sama dengan Ikhwanul Muslimin dalam masalah ketaatan kepada pemimpin. Walaupun tidak ada lafadz baiat dalam organisasi mereka, tetapi mereka membuat satu nama yang disebut dengan ketaatan. Maksudnya, wajib ta’at kepada pemimpin. Abdurrahman Abdu Khaqlid dan Muhammad Mahmud Najdi menulis konsep-konsep ketaatan bagi anggota Ihya’ut Turats. Dan ditetapkan dosa bagi yang tidak menaati pemimpin.

Mereka mengangkat penanggung-jawab masjid-masjid dalam satu daerah, setiap penanggung jawab masjid bertanggung-jawab kepada pemimpin umum Ihya’ut Turats. Tidak disyaratkan bagi pemimpin tersebut alim terhadap ilmu agama atau bahwa ia haruslah seorang thalibul ilmi. Yang penting ia loyal dan taat kepada aturan organisasi dan manhaj Ihya’ut Turats.

Mereka mengadopsi konsep Ikhwanul Muslimin dalam perkara tandzhim (aturan organisasi), mengikat pengikut dengan pemimpin atau dengan Yayasan, ikut serta dalam pemilu dan masuk ke dalam parlemen.

Demikian juga Ihya’ut Turats berbeda-beda prinsipnya, diantara mereka ada yang bermanhaj (memilih jalan dakwah) Firqah Tabligh (aliran Jamaah Tabligh), bergabung dengan Abdur Rahman Abdul Khaliq dan Syayiji, Sururiyun, Salman Al ‘Audah dan menyebarkan kaset-kaset ceramahnya.

Ihya’ut Turots adalah suatu organisasi yang tidak punya pendirian tegas, terkadang mengatakan kami menentang Ikhwanul Muslimin, melawan pemikiran Sayyid Quthub, Muhammad bin Surur, memuji Abdurahman Abdul Kholiq, Safar Hawali dan memuji orang-orang yang melawan Salaf dan dakwahnya.

Hasan al Banna adalah penanggung-jawab dakwah dan organisasinya (Ikhwanul Muslimin, red). Para dainya terikat oleh pemimpin dalam satu yayasan. Padahal dakwah yang benar itu diikat dengan ahli ilmu, dan bukannya diikat oleh pemimpin dalam yayasan-yayasan. Yayasan itu memberi manfaat yang besar bila bertujuan menopang dakwah Islamiyah-Salafiyah, atau membantu fakir miskin dan anak-anak yatim. Sayangnya, mereka menjadikan yayasan sebagai hakim (pengatur) bagi para da’i. Bagi yang tidak sependapat dengan aturan yayasan, maka ia harus disingkirkan.

Mereka menulis konsep yang mereka namakan “Manhaj Yayasan” yang berisikan kalimat-kalimat yang sangat umum maknanya, yang mereka tidak batasi maknanya pada apa yang mereka kehendaki. Sesungguhnya sikap mereka adalah melawan orang-orang Salaf dan orang-orang yang menentang Sururiyun, Sayyid Quthub dan Tabligh.

Kita menemukan bahwa Ihya’ut Turats memiliki sikap yang jelek terhadap Syaikh Rabi’ Bin Hadi dan Ulama-Ulama Salafi. Mereka menjauhkan para pemuda manhaj salaf dan menghadiri taklim-taklim salafiyyin. Mereka bergabung bersama Jama’ah Tabligh, Sururiyun, jama’ah Abdurahman Abdul Khaliq dan jama’ah Syayiji, seperti yang terjadi di Kuwait.

Sikap mereka terhadap Syaikh Muqbil Bin Hadi al Wadi’i dan ulama Salafi selain beliau, serta jama’ah Ansharus Sunnah di Sudan juga tidak baik. Mereka memcah-belah dakwah Salaf di Yaman dan selanjutnya membentuk jama’ah yang dibangun di atas tandzhim dan ketaatan kepada pemimpin mereka.

Nasihat buat Ihya ut Turats
Aku mengajak kepada Ihya’ut Turats untuk kembali kepada ALLAH, bertaubat dan meninggalkan jalan yang selama ini mereka tempuh karena jalan mereka membahayakan dan seiring dengan berjalannya waktu mereka membentuk pemikiran dan jama’ah baru yang memiliki pemimpin dan konsep yang sesat.

Hendaknya mereka kembali kepada jalan (manhaj) salaf. Inilah keterangan yang bisa saya sampaikan dan saya meminta maaf kalau pembahasan ini terlalu panjang karena pertanyaan kalian memerlukan jawaban yang panjang dan seandainya kami mau merinci lebih panjang, tentu akan panjang lebar pembahasannnya. Akan tetapi saya hanya mencukupkan sampai disini saja.

(Ditulis oleh Syaikh Ayyid asy Syamari, pengajar di Makkah al Mukaramah, dalam rangka menjawab pertanyaan sebagian jama’ah Ahlusunnah wal Jama’ah asal Belanda tentang perbedaan Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyah, Sururiyah dan Yayasan Ihya ut Turats. Penerbit Maktabah As-Sahab 2003. Judul asli Turkah Hasan Al Banna wa Ahammul Waritsin. Penerjemah Ustadz Ahmad Hamdani Ibnul Muslim.)

Jumat, 11 Maret 2011

KUMPULAN BEBERAPA AYAT AL QUR'AN DAN HADITS

KUMPULAN BEBERAPA AYAT AL QUR'AN DAN HADITS

Bismillah.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar dan Dirham, Sesungguhnya mereka hanya mewariskan ILMU, maka barang siapa yang mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. At-Tarmidzi, Ahmad dan Ad-Darimi).

"Hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada TUHAN kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa."
(HR. At Tirmidzi 3549, Al Hakim 1/380, dan Al Baihaqi 1/502).

Alloh mendeskripsikan orang-orang yang memiliki iman sempurna bahwa mereka beribadah di waktu malam hari dengan dasar ILMU. Karena itu Alloh meninggikan KEDUDUKAN mereka di atas yang lainnya. Sebagaimana ALLOH berfirman : "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?. Katakanlah : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?". Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az Zumar ; 9).

"Barang siapa yang meringankan kesulitan saudaranya Mukmin dari kesulitan dunia, maka Alloh akan meringankan kesulitannya di kiamat." (Muttafaqun 'Alaihi dari Sahabat Abu Hurairah).

Selasa, 08 Maret 2011

BERKAITAN DENGAN AKHWAT

BERKAITAN DENGAN AKHWAT

Sebagian ulama berpendapat bahwa wajah dan telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup, dalilnya antara lain :
"Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyyah yang dahulu." (QS Al Ahzab 33).
"Wanita itu adalah aurat jika mereka keluar syaithan akan menghiasinya." (Dishahihkan Syaikh Albani dalam Shahih At Tarmidzi 1173 (Ibnu Khuzaimah 3/95, Ath Thabrani 10115) dan Syaikh Muqbil dalam Ash Shahihul Musnad 2/36).
Dan makna syaithan menghiasinya yaitu "pada pandangan laki-laki."
Firman Alloh : "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Ahzab : 59). Berkata As Syuyuthi rahimahullah : "Ayat hijab ini berlaku bagi seluruh wanita, di dalam ayat ini terdapat dalil kewajiban menutup kepala dan wajah bagi wanita." (Lihat Hirasatul Fadhilah, hal 51 karya Asy Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahulloh).
Isteri Nabi yang mulia dan Aisyah ra dan para para wanita di zamannya juga menggunakan cadar, sebagaimana penuturan Aisyah ra berikut : "Para pengendara (laki-laki) melewati kami, di saat kami (para wanita) berihram bersama-sama Rasululloh. Maka jika mereka telah dekat kepada kami, salah seorang diantara kami menurunkan jilbabnya dari kepalanya sampai menutupi wajahnya. Jika mereka telah melewati kami, maka kami membuka wajah (dalam rangka berihram)." (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan lain-lain).

Sebagian ulama yang membolehkan, dalilnya antara lain :
"Wahai Asma, sesungguhnya wanita itu jika sudah usia haidh/menstruasi maka tidak pantas untuk terlihat kecuali ini dan ini-beliau mengisyaratkan kepada wajah dan telapak tangan (HR Abu Daud 4104). Dan ini adalah dalil yang paling tegas dari pendapat ini tetapi sanadnya sangat lemah.
(Dari kitab Shahih Fiqhus Sunnah jilid 3 hal. 29-30, karya Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dari Majalah Salafy Edisi 07/Thn 05) dan sumber lainnya).

Syaikh Ubaid Al Jabiri diberi pertanyaan : Apakah boleh melihat foto wanita sebelum dinikahi ? Beliau menjawab : "Foto hukumnya haram. Gambar makhluk yang bernyawa diharamkan. Apa yang terjadi pada kaum muslimin hari ini di mana calon pengantin yang laki-laki dan yang perempuan saling tukaran foto satu sama lain merupakan taqlid buta terhadap kebudayaan barat.
Jadi hendaknya dia melihat calonnya langsung melalui wali sang perempuan-jika dia ingin melamar akhwat tersebut. Hanya melalui tata cara inilah bisa melihat sang wanita dan sebaliknya. Na'am.
(Diterjemahkan untuk http://ulamasunnah.wordpress.com dari http://fatwaislam.com/fis/index.cfm?scn=fd=ID=187).

Apakah hukumnya kita melihat televisi cuma sekedar melihat berita saja ? Jawab Syaikh Muqbil : "Tidak boleh dikarenakan ada gambarnya, dan dikarenakan pula terjadi di dalamnya dari perbuatan kejahatan dan perbuatan fasik (seperti zina dan pornografi), dan di dalamnya mengajari orang untuk mencuri (banyak tayangan televisi yang menampilkan cara bermaksiat kepada ALLOH, pacaran, zina, peragaan TKP, dst, red), dan Nabi bersabda : "Malaikat tidak akan memasuki suatu rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (yang bernyawa)."
"Sesunggungguhnya orang yang paling pedih siksanya di Hari Akhir, yang menggambar ini (gambar yang bernyawa)." Begitu pula seorang laki-laki menonton seorang penyiar wanita, dan Alloh berfirman ; "Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yahg beriman hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu lebih suci bagi mereka." (QS. An Nur : 30).
Atau kalau penyiarnya laki-laki dan yang menonton wanita, Alloh berfirman : "Katakalan kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya."(QS. An Nur : 31).
Lihat Kitab "Tuhfatul Mujib" Pertanyaan dari negara Perancis (soal nomor 10 / halaman 270).

Siapa saja yang diperbolehkan tayammum ? Yaitu :
1. Seorang yang junub lagi musafir dan tidak mendapatkan air.
2. Bagi seorang junub apabila khawatir udara dingin.
3. Seorang dalam keadaan sakit tidak mampu mempergunakan air, yaitu sakit yang dengan penggunaan air akan dikhawatirkan mendatangkan kebinasaan pada dirinya, anggota tubuhnya, mendatangkan penyakit yang membahayakan jiwanya; atau akan memperlambat kesembuhannya atau menambah parah sakitnya, maka pada keadaan sakit penyakit ini diperbolehkan tayammum dan tidak perlu mengulangi sholat. (Ini pendapat Abu Hanifah, Malik, Ahmad, Daud dan sebagian besar ulama).
4. Musafir yang memiliki sedikit air dan khawatir kehausan dalam perjalanannya.
5. Seorang junub lagi musafir yang tidak mendapatkan air kecuali yang hanya cukup dipergunakan untuk berwudhu'.
(http://al_atsariyyah.com/hukum_hukum_seputar_tayammum.html oleh Abu Muawiyyah).

Dilarang melakukan jima' dengan wanita yang sudah bersih dari haid akan tetapi dia belum mandi bersih.
Berdasarkan QS. Al Baqaroh 222 "Apabila mereka telah bersuci (mandi bersih), maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Alloh kepada kalian." Maka Alloh memperbolehkan jima' dengan wanita dengan syarat mereka telah bersuci, bukan sekedar berhentinya haid.
(http://al_atsariyyah.com/antara_haid_dan_lelaki.html oleh Abu Muawiyyah).

Mengenai hukum bermesraan dengan wanita yang haid, ada dua keadaan :
1. Jika bermesraannya di atas pusar dan atau dibawah lutut maka ulama sepakat akan bolehnya.
2. Bermesraan pada bagian antara lutut dan pusar (kecuali pada kemaluan dan dubur), maka yang paling tepat mazhab Al Malikiah, As Syafiiah, dan Imam Ahmad, mereka menyatakan bolehnya melakukan apa saja dengan wanita haid kecuali jima'. dengan syarat kedua kemaluan tidak bertemu.
Walaupun hal ini diperbolehkan, akan tetapi bagi yang mengkhawatirkan dirinya bisa terjatuh melakukan jima' atau perkara haram lainnya (seperti mendatangi dubur), maka hendaknya dia tidak bermesraan dengan isterinya di masa haid. Ini berdasarkan isyarat dari ucapan Aisyah ra. "hanya saja, siapakah diantara kalian mampu menahan hasratnya sebagaimana Rasulullohu shallallahu 'alaihi wassalam menahan." (HR Bukhori 302)

Tidak boleh menggabungkan antara mandi junub dengan mandi haid, karena kedua jenis mandi ini telah tegak dalil yang menerangkan wajibnya untuk mengerjakan masing-masing darinya secara tersendiri, karenanya tidak boleh disatukan pada satu mandi.
Lihat pembahasan masalah ini dalam Tamamul Minnah hal 126, Al Muhalla (2/42-47).
Adapun mandi junub dengan jum'at boleh digabungkan berdasarkan hadits Aisyah secara marfu'; "Barangsiapa yang mandi pada hari Jum'at maka hendaknya dia mandi dengan cara mandi junub." (HR Ahmad).

Bercengkerama, berciuman, saling menyentuh dan semisalnya tergolong perbuatan zina, yang akan mengantarkan kepada perbuatan lebih besar.
Oleh karena itu kita harus berlepas diri dari segala sesuatu yang mengakibatkan zina hati dan zina-zina lainnya yang akan mengantarkan kepada perbuatan yang lebih besar...
Kita harus takut dikeluarkan dari golongan Nabi, sesuai sabda Nabi : "Bukan dari golongan kami orang yang merusakkan hubungan seorang wanita dengan suaminya."
Bahwa berbicara antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya tidak dilarang apabila pembicaraan itu memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh syara'. Seperti pembicaraan yang mengandung kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak berkhalwat. Dalam sejarah kita lihat bahwa isteri-isteri Nabi berbicara dengan para sahabat, ketika menjawab pertanyaan yang mereka ajukan tentang hukum agama.
Akan tetapi, perempuan berbicara kepada laki-laki yang bukan mahram harus ekstra hati-hati jangan sampai (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati sebagaimana Imam Qurtubi menafsirkan kata alkhudu' (tunduk) dalam QS Al Ahzab : 32 dengan arti lainul qaul (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati.
Bahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mengatakan bahwa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan farji (kemaluan).
Beliau bersabda :
(أكثر ما يدخل الناس النار الفم والفرج) رواه الترمذي وابن حبان في صحيحه
"Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan." (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)

Maka pantaslah kalau tentang hal ini Imam Ahmad mengatakan: "Aku tidak tahu ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa dari pada zina,”
Dan Ibnu Mas'ud berkata : "Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu daerah kecuali Allah akan mengizinkan kehancurannya."

Maka jelaslah masalah buruknya zina, Allah mengatakan bahwa zina adalah perbuatan keji dan jalan yang sangat buruk, Rasulullah bersabda bahwa zina adalah dosa besar yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, demikian pula para Ulama. Sedangkan akal sehat dan fitrah bisa kita tanyakan pada diri kita sendiri...

Bagaimana jika istri kita sendiri yang dizinai...?
Atau Ibu kita? atau anak perempuan kita? Atau kakak dan adik perempuan kita?

Demikianlah cara berfikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. ketika datang kepadanya seorang pemuda dan berkata:
"Wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Izinkanlah aku untuk berzina !"
Maka para sahabat segera melarangnya dengan marah.
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. bersabda : "Mendekatlah !" Maka dia mendekat kepadanya. Kemudian bersabda: "Duduklah!" Maka dia duduk. Kemudian Beliau bersabda: "Sukakah kalau itu terjadi pada ibumu ?"
Dia menjawab : "Tidak. Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu."
Beliau bersabda : "Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka."
Kemudian Beliau bertanya lagi : "Sukakah kalau itu terjadi pada anak perempuanmu?"
Dan pemuda itu menjawab seperti tadi.
Demikianlah selanjutnya Beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya dst. Atau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya.

Azab yang paling ringan di Neraka (dinisbatkan azab untuk diterima Abu Thalib paman Rasululloh) yaitu diletakkan biji api neraka di kedua telapak kaki maka mendidihlah isi otak si penghuni neraka.
Bisa kita bayangkan, masyaAlloh...

"Perkara yang membantu kesabaran, yaitu mengenal tentang dirinya sebagai hamba Alloh. Manusia diciptakan dari sesuatu yang tidak ada, lalu dititipkan nikmat oleh Alloh, sebab itu kalau ada sesuatu musibah mengurangi atau menghabiskan sesuatu yang ada pada dirinya, maka berarti Alloh mengambil milikNya. Maka tidak pantas orang yang dititipi marah apabila dikurangi atau diambil kembali oleh yang punya, yaitu Alloh Subhanahu wa ta'ala.
Contohnya ; kesabaran Ummu Sulaim isteri Abu Tholha ketika anaknya meninggal dunia."

Minggu, 06 Maret 2011

HASIL MUHADHOROH DENGAN USTADZ MUHAMMAD JA'FAR

HASIL MUHADHOROH DENGAN USTADZ MUHAMMAD JA'FAR
(Nomor Hp. 085266668884)

Bismillah.
Hasil muhadhoroh dengan Ustadz Muhammad Ja'far dari Jambi di Pangkalan Kerinci pada hari Senin, 25 Rabiul Awwal 1432 H / 28 Februari 2011 M :
1. Telah jelas dan terang bagi kita bahwa meminta upah dan ganjaran dalam memberi pelajaran, nasehat dan dakwah berupa SPP, uang bangku, uang pembangunan dan semacamnya merupakan perkara yang menyelisihi dakwah para Nabi dan Rosul.
2. Tercelanya meminta-minta maka lebih tercela lagi apabila dilakukan dengan mengatasnamakan dakwah seperti kotak infak baik ketika taklim maupun ditempat lainnya, proposal entah ke mana-mana, serta sumbangan dan lain-lainnya. (Telah disampaikan dan dijelaskan juga oleh Ustadz Muhammad Ja'far tentang fatwa Syaikh Robi' terkait tercelanya meminta-minta yang mengatasnamakan dakwah dan semacamnya).
3. Yayasan adalah muhdats perkara baru yang lebih dekat tasyabuh kepada orang kafir dari pada dikatakan taqarub kepada Alloh.
Oleh karena itu, sebaiknya salafiyyun kembali untuk bersungguh-sungguh istiqomah dalam meniti manhaj salaf dan meninggalkan berbagai perkara munkar tersebut demi kemuliaan dan kehormatan diri serta agamanya.
Baarokallohu fiykum.

Fatwa Yang Mulia Asy-Syaikh Al-Allamah Robi’ bin Hadi Al-Madkholi –حفظه الله-

Sang penanya berkata: “Syaikh Muqbil –رحمه الله- telah membangun dakwah salafiyah di Yaman dengan penuh ‘iffah (tanpa meminta-minta) dan beliau telah menulis bagi ahli Yaman suatu risalah yang beliau beri judul Dzammul-Mas’alah (Tercelanya Meminta-minta).”
Pertanyaan: “Sebagian para da’i terkadang meminta-minta harta kepada orang-orang dengan alasan dakwah, maka apa batasan-batasan dalam meminta-minta kepada manusia dengan alasan dakwah?”
Beliau (Syaikh Robi’) memberikan jawaban: “Kesimpulannya -semoga Alloh -سبحانه وتعالى- merohmati Syaikh Muqbil- dan kita memohon kepada Alloh agar beliau meninggalkan kebaikan bagi ahli Yaman dan lainnya sepeninggal beliau.
Sesungguhnya Syaikh Muqbil telah mengingatkan kami akan kezuhudan para salaf, kewaro’an, keperkasaan, kemuliaan, keengganan (terhadap dunia, kebatilan dan sebagainya) dan keberanian mereka dalam menyampaikan yang haq. Dengan sebab beliau dakwah salafiyah telah merata di seluruh Yaman, dan telah meninggalkan bagi mereka kebaikan. Semoga Alloh memberikan keberkahan kepada murid-murid beliau dan menjadikan mereka orang-orang yang semisal dengannya. Demi Alloh, sesungguhnya beliau adalah satu contoh permisalan dalam hal kezuhudan, waro’ dan dalam hal menghinakan dunia. Beliau seorang yang memiliki pandangan jernih disaat beliau menolak untuk diberikan harta dan memperingatkan dari meminta-minta. Sehingga aku teringat disaat beliau membantah habis-habisan orang-orang yang mengumpulkan harta dengan mengatas-namakan beliau. Betapa jauhnya beliau dari perkara yang tercela itu. Semoga Alloh mencurahkan barokah-Nya kepada beliau.
Bukanlah suatu hal yang darurat, sehingga seseorang itu tampil untuk meminta-minta dengan atas nama dakwah, yang salafus sholih tidak pernah melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal –رحمه الله- apakah pernah menengadahkan tangannya untuk meminta harta dengan alasan dakwah? Bahkan beliau adalah seorang yang menolak ketika hendak diberikan harta. Beliau telah memberikan contoh yang paling bagus dalam hal menjaga harga diri dan keengganan terhadap perbuatan meminta-minta, saat beliau melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu kepada Abdurrozzaq –رحمه الله-. Beliau melakukan perjalanan dari Iraq ke Shon’a (Ibukota negeri Yaman). Di tengah perjalanan, beliau dan sahabat dekatnya Yahya bin Ma’in –رحمه الله- ketika sedang mengerjakan haji, keduanya mendapati Abdurrozzaq di Mekkah Al-Mukarromah. Kemudian berkatalah Ibnu Ma’in: “Ini dia Abdurrozzaq, Alloh -سبحانه وتعالى- telah mempertemukannya dengan kita di sini, maka kita tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke Shon’a.” Imam Ahmad berkata: “Sesungguhnya aku telah berniat untuk melakukan perjalanan ke Shon’a, maka aku tidak akan menarik kembali (niat tersebut).” Beliau pun mulai melanjutkan perjalanan, maka ketika di tengah perjalanan beliau kehabisan bekal. Teman-teman beliau ketika mengetahui hal tersebut besegera menawarkan harta kepada beliau. Namun Imam Ahmad menolaknya dan beliau lebih memilih untuk menjadikan dirinya seorang pemikul barang-barang yang berat milik penggembala onta yang miskin yang tinggal di gunung dalam keadaan beliau seorang imam –رحمه الله-. Beliau memandang bahwa bekerja dan makan dari hasil tangan sendiri seribu kali lebih utama daripada menerima pemberian manusia, karena sesungguhnya tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi dan tangan yang di bawah adalah tangan yang menerima pemberian. Imam Ahmad tidaklah ingin tangannya menjadi yang di bawah -semoga Alloh meridhoinya-. Oleh karena itu, aku menasehatkan kepada para ulama dan para penuntut ilmu untuk mengulang kembali kepada kita kemuliaan perjalanan hidup para salaf dan hendaklah mereka memahami bahwasanya tamak terhadap harta merupakan perkara yang sangat membahayakan bagi dakwah salafiyyah. Sebagai buktinya, bahwasanya fitnah di jaman sekarang menyala disebabkan harta. Disaat sebagian manusia menadahkan tangannya untuk meminta-minta kepada yayasan ini dan yayasan itu, maka kita meminta perlindungan kepada Alloh dari fitnah tersebut. Demi Alloh, sesungguhnya harta itu fitnah. Demi Alloh, penuntut ilmu yang jumlahnya sedikit, yang keluar dari suatu masjid, dalam keadaan mereka menjaga kehormatan diri dari meminta-minta, cerdas serta mulia, lebih baik daripada jutaan pemburu harta, dan orang-orang yang tamak terhadap harta.
Kami menasehatkan kepada para pemuda yang telah mengenal manhaj salaf dan para ulama dari mereka untuk mengulang kembali perjalanan hidup para salaf sebagaimana salafus sholih telah mengangkat bendera as-sunnah. Hendaklah mereka juga ikut mengangkat bendera kemuliaan, keagungan, kezuhudan, kewaro’an dan kesucian jiwa dari keinginan-keinginan dunia. Demi Alloh, tidak ada yang membahayakan bagi dakwah salafiyyah di Yaman, kecuali karena tersebarnya harta dan haus terhadapnya, sehingga terjadilah ftnah tersebut saat itu. Harta itu memiliki andil yang sangat besar untuk memanaskan api fitnah. Maka hendaklah mereka bertaubat kepada Alloh dan kembali kepadanya, dan hendaklah saling mengikat persaudaraan, dan kami nasehatkan kepada mereka agar saling menasehati kepada perkara yang haq dan dalam kesabaran atas segala kesulitan hidup.
﴿ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين﴾
“Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian dengan suatu ketakutan dan kelaparan dan kekurangan harta dan jiwa serta buah-buahan dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh)
Demi Alloh, sesungguhnya para salaf tidaklah membawa dakwah ini kepada kita dengan kemewahan harta dan kendaraan. Akan tetapi mereka membawanya dengan penuh kezuhudan, kewaro’an dan kesucian hati -semoga Alloh meridhoi mereka-. Kami nasehatkan kepada pengikut jejak salafus sholih di mana saja mereka berada dan yang di Yaman secara khusus yang Alloh -سبحانه وتعالى- telah angkat di dalamnya bendera as-sunnah agar mereka menjaga dakwah ini dan seandainya harta datang untuk merusak mereka, maka hendaknya mereka menendang dengan kaki-kaki mereka dan tetap di atas jalan mereka yang agung lebih mulia, menyebarkan seruan Alloh yang mulia lagi suci.” (Kaset pertanyaan pemuda Aden tentang fitnah Abul Hasan)
(Sumber ; Kutipan “FATWA-FATWA PARA ULAMA SEPUTAR YAYASAN” di http://kebenaranhanya1.wordpress.com/2011/01/13/fatwa-fatwa-para-ulama-seputar-yayasan/)

Telah diterjemahkan dan disampaikan juga fatwa Syaikh Robi' tersebut oleh Ustadz Muhammad Ja'far dari Jambi ketika Muhadhoroh di Mushala Nurul Ikhsan Pangkalan Kerinci pada hari Senin, 25 Rabiul Awwal 1432 H / 28 Februari 2011 M.
Untuk lebih jelas, silahkan antum simak dan dengar fatwa syaikh Robi' tentang tercelanya meminta-minta mengatasnamakan dakwah yang telah diterjemahkan oleh ustadz Muhammad Ja'far ada di Situs Favorit blog ini yaitu http://www.4shared.com/file/_8Z6OfCp/MUHADAROH_USTAD_MUHAMMAD_JAFAR.html.

Ada ikhwan yang bertanya kepada ana (Abu Hanun), bahwa hasil muhadhoroh di atas perlu ditinjau ulang karena dari mana operasional sekolah (ma'had) ?
Maka ana jawab :
"Ketika Alloh mewajibkan kaum muslimin menuntut ilmu serta mengajarkannya sebagai suatu kewajiban yang agung dalam Islam, lantas kita bertanya bagaimana melaksanakannya ? Tidak mungkin Alloh memberi perintah yang tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh hamba-hambaNya... Dan ternyata menuntut ilmu dan mengajarkannya telah dicontohkan oleh Rosululloh dan para sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sepanjang masa sampai hari ini dan seterusnya sampai hari kiamat... Dan sebaiknya kita berpikir, bahwa hal-hal baru diluar Islam, seperti Yayasan dan organisasi semacamnya telah membebani umat dan menjauhkannya dari kebenaran... Bukankan agama ini mudah ? Apa dan siapa yang membuatnya menjadi sulit ? Tentu hal-hal baru di luar dari Syari'at Islam yang tidak ada dicontohkan oleh tiga generasi terbaik serta ulama ahlus sunnah yang mengikuti mereka dengan baik... Baarokallohu fiykum..."