Jumat, 27 Januari 2012

Perbedaan Aqidah Ahlussunnah dengan Aqidah Syi'ah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah)

Bismillah.
Allohummanshur Ikhwaananaa Salafiyyiin biDammaj (Ya Alloh Tolonglah Saudara-saudara kami Salafiyyin di Dammaj)
Allohumma allif baina quluubihim (Ya Alloh satukan hati-hati mereka)
Allohumma tsabbit aqdaamahum (Ya Alloh kokohkan kedudukan mereka)
Wanshurhum ‘alal Qoumil Kaafirin (Tolonglah (mereka) dari orang-orang kafir)
Allohumma ‘alayka birrofidhoh (Ya Alloh hancurkanlah rofidhoh)
Allohumma dzalzilhum (Ya Alloh goncanglah mereka)
Wafarriq Syamlahum (Obrak-abriklah persatuan mereka)
Allohumma dammirhum tadmiiroo (Ya Alloh hancurkanlah mereka sehancur-hancurnya)
Ya Robbal’alamin (Wahai pencipta Alam Semesta).

Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah: Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, pent) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb: “Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.”

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404H/Maret 1984, merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut: Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.

Perbedaan Aqidah Ahlussunnah dengan Aqidah Syi'ah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) :

1. Ahlussunnah:
Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj

Syiah:
Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah

2. Ahlussunnah:
Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.

Syiah:
Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad

3. Ahlussunnah:
Dua kalimat syahadat

Syiah:
Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.

4. Ahlussunnah:
Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syiah:
Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

5. Ahlussunnah:
Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum

Syiah:
Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).

6. Ahlussunnah:
Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum.
Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.

Syiah:
Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma’’hum, seperti para Nabi.

7. Ahlussunnah:
Dilarang mencaci-maki para shahabat.

Syiah:
Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para shahabat setelah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.

8. Ahlussunnah:
Aisyah rodhiyallohu 'anha istri Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam sangat dihormati dan dicintai oleh ummat Islam. Beliau adalah Ummul Mu’minin.

Syiah:
Aisyah rodhiyallohu 'anha dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan. (Semoga laknat Alloh Ta'ala atas orang-orang syi'ah).

9. Ahlussunnah:
Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah:
a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa’i
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).

Syiah:
Kitab-kitab Syiah ada empat:
a) Al Kaafi
b) Al Istibshor
c) Man Laa Yahdhuruhu Al Faqih
d) Att Tahdziib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syi'ah).

10. Ahlussunnah:
Al-Qur’an tetap orisinil terjaga keasliannya dari dulu hingga saat ini.

Syiah:
Al-Qur’an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

11. Ahlussunnah:
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.

Syiah:
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam.. Allohul musta'an..
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam.

12. Ahlussunnah:
Aqidah Raj’ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.

Syiah:
Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan: bahwa nanti di akhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan:
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13. Ahlussunnah:
Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.

Syiah:
Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

14. Ahlussunnah:
Khamer/ arak tidak suci.

Syiah:
Khamer/ arak suci.

15. Ahlussunnah:
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.

Syiah:
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.

16. Ahlussunnah:
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.

Syiah:
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.

17. Ahlussunnah:
Mengucapkan Amin di akhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.

Syiah:
Mengucapkan Amin di akhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.
(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18. Ahlussunnah:
Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.

Syiah:
Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

19. Ahlussunnah:
Shalat Dhuha disunnahkan.

Syiah:
Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
(padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).


http://assalafy-alhaq.blogspot.com/2011/12/thullab-indonesia-di-darul-hadits.html