Jumat, 12 Agustus 2011

Ramadhan, Keutamaan dan Amalan para Salaf didalamnya (edisi revisi)

Ramadhan, Keutamaan dan Amalan para Salaf didalamnya (edisi revisi)

بسم الله الرحمن الرحيم

Ditulis oleh: Abu Aisyah Asnur bin Badruddin -semoga Allah ta’ala mengampuninya-
29 Sya’ban 1432H, di Manukan, Surabaya

إن الحمد لله نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل الله فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أما بعد:

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh segala kebaikan, keberkahan dan rahmat serta pengampunan yang insyallah sebentar lagi kita akan memasukinya dan semoga di kesempatan Ramadhan kali ini kita bisa lebih baik dari Ramadhan yang lalu berupa pengamalan ketaataan baik lisan maupun hati dan anggota tubuh karena semakin datang bulan yang suci ini maka semakin berkurang pula kesempatan untuk bisa meraihnya karena bertambahnya umur yang mana itu akan mempengaruhi fisik,tenaga dan pandangan serta semangat sehingga oleh karena itu kita banyak berdoa semoga Allah ta’ala memberkahi kita di Ramadhan ini supaya kita mengakhirinya dengan mendapatkan pengampunan,rahmat dan kebaikan serta yang pahala yang berlipat ganda terkhusus dimalam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Saya menulis artikel yang sederhana ini tentang bulan Ramadhan dan amalan yang ada didalamnya karena pada hari Kamis 26 Sya’ban 1432H ada ikhwah yang meminta kepada saya untuk menulis malzamah yang berkaitan dengan Ramadhan dan kaifiyat ibadah didalamnya sebab ada yang mempertanyakan apa dalilnya sholat tarawih ditengah malam? Apa ada salafnya? Atau yang semisal dengan itu padahal yang sebenarnya inilah yang sunnah dan waktu yang paling afdhol dalam melakukan amalan tersebut sebagaimana nanti akan datang perinciannya dan penjelasannya,

Pada awalnya saya agak berat karena waktu yang sangat sempit karena padatnya waktu dipondok apalagi sekarang santri lagi ujian hafalan.. tapi melihat perlunya untuk menyebarkan ilmu khususnya yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang mana banyak dari kalangan kaum muslimin belum mengetahuinya dengan baik tentang keutamaan yang ada didalamnya serta amalan-amalannya sehingga tidak sedikit yang melakukan yang mafdhul (tidak afdhol) dan meninggalkan yang afdhol padahal ini suatu kerugian yang sangat besar bahkan ini adalah salah satu dari makar syeithan untuk menjauhkan manusia dari ketaqwaan.
Maka saya menulis artikel ini dengan – seraya meminta pertolongan kepada Allah ta’ala – mengumpulkan dan menukilkan perkataan ahlu ilmi yang berlandaskan Al Quran dan sunnah supaya lebih mantap dan yakin dalam beramal khususnya yang berkaitan dengan Ramadhan sehingga kita terjauhkan sikap taqlid / ikut-ikutan dalam memegang agama ini dan tidak mudah bimbang dan goyang karena berbedanya amalan yang kita lakukan dari keumuman tapi kalau kita punya ilmu terhadap amalan yang kita lakukan insyallah akan tsabat dan kokoh karena semuanya adalah dalil dan ilmu, inilah bimbingan ulama-ulama kita yang terdahulu (para salaf).

Dan hanya kepada Allah ta’ala saya meminta untuk menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap yang membacanya atau mendengarnya atau melihat didalamnya, dan semoga Dia menerimanya dariku dengan penerimaan yang baik dan menjadikan amalan ini sebagai sebab untuk meraih ridhonya, sesungguhnya Dia mampu terhadap segala sesuatu alhamdulillahi Rabbil alamin dan shalawat dan salaam atas Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi was sallam dan keluarganya dan sahabatnya semuanya radhiyallahu anhum ajma’in.

Pembahasan yang pertama : pengertian puasa

Puasa secara bahasa adalah : al-imsak dan at-tarku yakni menahan dan meninggalkan
Dalilnya firman Allah ta’ala yang mengabarkan tentang Maryam :

فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْماً فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنسِيّاً
Maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernadzar kepada Rahman untuk menahan (berpuasa) maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS.Maryam:26)

2. Adapun secara syariat/istilah yaitu : menahan diri dari makan dan minum dan jima’/bersetubuh serta selainnya dari hal-hal yang membatalkannya, semenjak terbitnya fajar shodiq (*) sampai dengan terbenamnya matahari dengan niat untuk taqarrub kepada Allah ta’ala.

Dan sebagian mengartikan : menahan diri secara khusus di waktu yang khusus dari sesuatu yang khusus dengan syarat-syarat yang khusus pula.



Pembahasan yang kedua : puasa terbagi menjadi 2 bagian:

Mustahab seperti puasa arafah dan 3 hari setiap bulan dan yang semisalnya dari perkara yang mustahab
Yang wajib dan ini terbagi menjadi 3 bagian :
Apa yang wajib karena waktunya seperti puasa dibulan Ramadhan (ini maksud dari penulisan pembahasan kita sekarang)
Apa yang wajib karena sebab seperti puasa kafarah dan denda bagi siapa yang membunuh buruan dalam keadaan ihram/haji.
Apa yang seorang hamba mewajibkan dirinya yakni puasa nadzar.


Pembahasan yang ketiga : puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun dari rukun islam

Sebagaimana ini ditunjukkan oleh Al Quran dan sunnah serta ijma/kesepakatan para ulama

1. Adapun dalam Al Quran firman Allah ta’ala dalam surah Al Baqarah : 185

﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ﴾،


2. Dan adapun dalam sunnah

فحديث ابن عمر ب: «بني الإسلام على خمس:… وصيام شهر رمضان »


3. Dan adapun ijma adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala : dan hukum ini yang telah disebutkan bahwa keberadaan puasa Ramadhan adalah rukun dan kewajiban merupakan suatu kesepakatan yang mana Al Quran dan sunnah serta ijma menunjukkan demikian. Dan demikian Ibnu Abdil Baar rahimahullahu ta’ala menukilkan ijma.



Pembahasan yang keempat : waktu diwajibkannya puasa Ramadhan

Berkata Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala : Rasulullah shallallahu alaihi was sallam berpuasa ramadhan selama 9 tahun sebab Ramadhan diwajibkan hukumnya pada bulan sya’ban tahun 2 hijriyah, dan Rasul shallallahu alaihi was sallam wafat pada bulan Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah.

Berkata Syaikh Al Bassam rahimahullahu ta’ala : Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun 2 Hijriyah kemudian Rasul shallallahu alaihi was sallam berpuasa 9 kali Ramadhan,ini merupakan kesepakatan.



Pembahasan yang kelima : kepada siapa diwajibkan Ramadhan

Kewajiban Ramadhan ditujukan kepada setiap muslim yang baligh, berakal, bersih dan mampu serta mukim/bukan musafir.

Maksud muslim adalah : bukan kafir baik itu secara asal atau murtad.
Maksud baligh adalah : bukan anak kecil namun bagi walinya/orang tuanya untuk memerintahkan anak tersebut berpuasa jika dia mampu sebagai latihan.
Maksud berakal adalah : bukan gila/tidak waras, dalil dari point ini dan sebelumnya adalah :
حديث علي عند أبي داود أن النبي قال رفع القلم عن ثلاثة عن المجنون حتى يبرأ وعن النائم حتى يستيقظ وعن الصبي حتى يعقل
Dari Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wassallam bersabda : “terangkat pena bagi 3 golongan, dari orang gila sampai waras dan dari orang tidur sampai bangun dan dari anak kecil sampai baligh”. (riwayat Abu Daud)

Maksud suci adalah tidak haid dan nifas (bagi wanita) akan tetapi wajib untuk mengqodhonya.
Maksud dari mampu adalah orang tua yang sudah lemah dan semisal dia seperti sakit yang kecil harapannya untuk sembuh lagi.
Maksud dari muqim adalah bukan musafir.


Pembahasan yang keenam : keutamaan bulan Ramadhan

Ikhwani fillah barakallahu fiikum sesungguhnya bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan merupakan suatu kenikmatan yang sangat besar sekali diantara kenikmatakan Allah ta’ala yang Dia berikan kepada hamba-Nya dari kalangan kaum mukminin sehingga oleh karena itu suatu kebahagiaan dan keberuntungan yang sangat besar bagi siapa saja yang bersemangat dan bersungguh-sungguh dibulan tersebut yang Mubarak dengan mengisi hari-harinya dengan qiyamul lail dan bersedekah dan silahturahmi dan qiroatul quran dan selainnya dari macam ibadah dan amalan sholeh.

Maka dalam kesempatan ini kami akan menyebutkan keutamaan bulan ini dan berpuasa didalamnya :

1. Merupakan sebab diampuni dosa-dosa

فعن أبي هريرة رضي الله عنه قال يقول الرسول صلى الله عليه وسلم “رغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثم انسلخ قبل أن يُغفر له, ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخلاه الجنة” (رواه الترمذي وصححه الألباني في صحيح الجامع 3510).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu : Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : “celaka bagi seseorang yang Ramadhan mendatanginya kemudian pergi sebelum dia diampuni” (riwayat At Tirmidzi dan disahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu ta’ala dalam shohih jami’ no : 3510).

وعنه قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ” ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه “

( أخرجه البخاري 3/59 ومسلم 1/524 رقم 175 ).

Dan darinya : Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : “Dan siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan pengharapan maka diampuni dosanya yang telah lewat”. (riwayat Bukhori dan Muslim)

Maksud dengan keimanan adalah beriman kepada Allah ta’ala dan ridho dengan kewajiban puasa tersebut serta mengharapkan pahala dari-Nya maka sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya dari dosanya yang telah lewat.

وفي صحيح مسلم ( 233 ) عن أبي هريرة رضي الله عنه أيضاً أن النبي (صلى الله عليه وسلم) قال : ” الصلوات الخمس والجمعة إلي الجمعة ورمضان إلي رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر “.

Dalam shohih muslim darinya pula bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda : antara sholat 5 waktu dan diantara 2 Jumat dan antara Ramadhan ke Ramadhan yang berikutnya merupakan pelebur dosa-dosa jika dosa-dosa besar dijauhi.

2. Merupakan wasilah untuk mendapatkan derajat ketaqwaan

َيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)

Berkata Imam Syaukani rahimahullahu ta’ala dalam tafsirnya : { لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }pasti kalian bertaqwa yakni dengan senantiasa kalian menjaga kewajiban puasa, dan dikatakan maknanya : kalian akan terjaga dari melakukan maksiat dengan sebab ibadah ini karena itu mengurangi syahwat dan melemahkan dorongan untuk bermaksiat sebagaimana tersebutkan dalam riwayat bahwa puasa itu benteng dan bahwa itu adalah penghalang.

3. Adalah bulan yang penuh rahmat dan kesempatan yang sangat besar untuk mendapatkan kebaikan yang sangat banyak karena terbukanya pintu langit dan surga serta ditutupnya pintu neraka

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم ) ( أتاكم رمضان شهر مبارك فرض الله عز وجل عليكم صيامه تفتح فيه أبواب السماء وتغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه مردة الشياطين لله فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم ) (صحيح رواه أحمد 9/225 ( الفتح الرباني ) والنسائي 4/129 وصححه الألباني في الترغيب 1/490).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu :Rasulullah shallalllahu alaihi was sallam bersabda : bulan Ramadhan yang Mubarak telah tiba, Allah azza wa jalla mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa, dibulan tersebut dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu para syetan, didalamnya ada suata malam yang lebih baik dari 1000 bulan, maka siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia orang yang terhalangi (dari kebaikan malam tersebut).(shohih riwayat Ahmad dan An Nasai dan dishohihkan oleh Albani rahimahullahu ta’ala dalam targhib)

Maka dalam hadits ini merupakan kabar gembira dari Rasulullah shallallahu alaihi was sallam kepada hamba Allah ta’ala yang sholeh dengan datangnya bulan Ramadhan yang Mubarak sebab Nabi shollallahu alaihi was sallam mengabarkan kepada para sahabatnya bukan sekedar pengabaran biasa bahkan maknanya : kabar gembira bagi kalian dengan datangnya bulan tersebut yang agung yang Allah ta’ala takdirkan bagi hamba-Nya yang sholeh meraih apa yang telah dipersiapkan disisi-Nya berupa pengampunan dan keridhoaan maka siapa yang terhalangi dari pengampunan dibulan Ramadhan maka sungguh dia terharamkan dari suatu keutamaan yang besar.

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) : ( إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء وفي رواية ( أبواب الجنة ) وفي رواية ( أبواب الرحمة ) وغلقت أبواب جنهم وسلسلت الشياطين ) ” أخرج البخاري 4/112 ومسلم 1079″.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu : Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : jika masuk bulan Ramadhan maka dibuka pintu-pintu langit (dan riwayat lain : pintu-pintu surga) (dan riwayat : pintu-pintu rahmat ) dan ditutup pintu-pintu jahannam dan dibelenggu para syeitan. Muttafaqun alaihi.


وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ( إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدت الشياطين ومردة الجن وغُلقت أبواب النيران فلم يفتح منها باب وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب وينادي مناد يا باغي الخير أقبل ويا باغي الشر أقصر ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة ) ” رواه الترمذي 3/359 وابن ماجة 1642 وهو حسن”.

Dan darinya Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : “jika awal malam dibulan Ramadhan maka dibelenggu para syeitan dan jin dan ditutup pintu neraka sehingga tidak satupun yang terbuka dan dibuka pintu surga sehingga tidak ada satupun yang tertutup kemudian ada seruan berkata : wahai yang menginginkan kebaikan perbanyaklah dan wahai yang menginginkan kejelekan kurangilah, dan Allah ta’ala akan membebaskan dari neraka (dari hamba-hambaNya) dan itu disetiap malam (bulan Ramadhan)”. (riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka cukuplah dengan apa yang telah disebutkan diatas tentang kemuliaan dan keutamaan bulan yang Mubarak ini sehingga kaum muslimin mempersiapkan diri mereka untun sibuk dengan berpuasa dan tilawatul quran dan dzikrullah serta qiyamul lail dan lainnya dari amalan sholeh.

Semoga Allah ta’ala menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang diberikan kebaikan bulan yang Mubarak ini dan membebaskan kita dari neraka dan memasukkan kita kedalam rahmat dan surga-Nya..sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha mengambulkan doa hamba-Nya.Amiin….



Pembahasan yang ketujuh : Adab-adab dalam puasa yang wajib

Ketahuilah wahai ikhwani fiddiin bahwa puasa memiliki adab-adab sebagaimana yang dijelaskan oleh ahlu ilmi dan adab ini sangat banyak yang tidak akan sempurna puasa tersebut kecuali dengannya Dan tidak akan bernilai disisi Allah kecuali dengan melakukan adab tersebut.

Dan adab ini terbagi menjadi 2 bagian:

Adab yang wajib yang harus bagi yang berpuasa untuk menunaikannya serta menjaganya
Adab yang mustahab yang sepantasnya ditunaikan dan dijaga hal tersebut.
Dan dari perkara adab yang wajib adalah melaksanakan apa yang wajibkan kepadanya dari perkara ibadah baik berupa perkataan maupun perbuatan, dan diantara yang wajib yang paling penting adalah sholat 5 waktu yang mana itu adalah salah satu rukun Islam sehingga wajib untuk menunaikannya dan menjaganya dengan melaksanakan rukun dan syarat serta kewajiban dalam sholat tersebut maka dia melaksanakannya ditepat waktunya dengan berjamaah dimesjid bagi laki-laki karena yang demikian ini merupakan suatu ketaqwaan yang dengannya disyareatkan puasa dan diwajibkan kepada umat ini.

Dan diantara yang berpuasa ada yang meremehkan sholat berjamaah padahal itu adalah suatu kewajiban.

Dan diantara yang berpuasa ada yang melampaui batas dari kewajiban perintah ibadah ini dengan dia tidur dari menunaikannya pada tepat waktunya, maka sungguh ini suatu kemungkaran yang sangat besar dan sebab tersebar dalam menelantarkan amalan ibadah yang agung ini, sampai kebanyakan ulama mengatakan : bahwa siapa yang mengakhirkan sholat dari waktunya tanpa udzur syar’i tidak akan diterima meskipun dia sholat 100 kali dengan dalil sabda Rasul shallallahu alaihi was sallam

« من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد »

Siapa yang melakukan amalan yang bukan dari perkara kami maka dia tertolak..demikian yang dikatakan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ta’ala.

Dan diantara adab yang wajib orang berpuasa menjauhi segala apa yang diharamkan oleh Allah ta’ala dan RasulNya berupa perkataan dan perbuataan, maka dia menjauhi dari berdusta yaitu : pengabaran terhadap sesuatu yang tidak sesuai yang sebenarnya, dan sebesar-besarnya kedustaan adalah kepada Allah ta’ala dan Rasul-Nya seperti menisbatkan kepada Allah ta’ala dan kepada Rasul-Nya halalnya dari suatu yang haram dan pngharaman dari suatu yang halal.

Dia menjauhi ghibah yaitu: menyebutkan tentang saudaramu yang tidak berada ditempat dengan apa yang dai tidak sukai entah penyebutanmu tentang tubuhnya seperti pincang atau buta atau tuli dengan tujuan mengejek / merendahkan, atau penyebutanmu tentang kepribadiannya seperti kebodohannya atau semisalnya sama saja hal tersebut ada pada dirinya ataukah tidak ada.

Dan dia menjauhi namimah yaitu : menukilkan perkataan seseorang kepada yang lainnya dengan tujuan untuk kerusakan (bukan untuk memperbaiki) dan ini adalah dosa besar sebagaimana dalam banyak riwayat bahwa pelaku namimah tidak akan masuk kedalam surga.

Dan dia menjauhi kecurangan disemua muamalahnya dalam berjual beli dan perdagangan dan bisnisnya serta menjauhi hal itu dalam setiap nasehat atau musyawarahnya karena kecurangan merupakan dosa besar sebagaimana yang disebutkan oleh ahli ilmi bahkan Rasul shallallahu alaihi was sallam berlepas diri dari para pelaku dosa ini seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim.

Dan dia menjauhi musik-musik dan alat-alatnya dengan segala bentuknya seperti gendang atau gitar atau piano atau drum atau yang semisalnya karena semua itu adalah haram dan semakin bertambah keharamannya dan dosanya jika digandengkan dengan nyanyian dan suara yang indah serta sang penyanyi yang menggoda.

Dan dari perkara adab yang mustahab adalah :

Diantaranya sahur yakni : makan diakhir malam sebelum terbit fajar shodiq sebagaimana dalam hadits

« تسَحَّروا فإن في السحور بركة » (1)

“Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.” Muttafaqun alaihi.

، وعن عمرو بن العاص رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكْلة السحر » (2)

“Perbedaan antara puasa kita dengan ahlu kitab adalah dengan makan sahur.” (riwayat Muslim dari Amr bin Ash radhiyallahu anhu)

، وأثنى صلى الله عليه وسلم على سحور التمر فقال : « نِعْمَ سحور المؤمن التمر » (3)

Dan Rasul shallallahu alaihi was sallam memuji bersahur dengan kurma :”sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma.” (riwayat Abu Daud dengan sanad yang hasan)

، وقال صلى الله عليه وسلم : « السحور كله بركة فلا تَدَعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله وملائكته يُصَلُّون على المتسحرين » (4) .

Dan Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : “sahur semuanya adalah keberkahan sehingga jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meneguk segelas air karena sesungguhnya Allah ta’ala dan para malaikat memberikan shalawat kepada orang yang bersahur..” (riwayat Ahmad dan berkata Mundziri : sanadnya kuat dan paragrafh yang pertama dari hadits ini ada penguatnya di shohihain)

(1) متفق عليه .

(2) رواه مسلم .

(3) رواه أبو داود وإسناده حسن وله شواهد يصل بها إلى درجة الصحة .

(4) رواه أحمد ، وقال المنذري : إسناده قوي ، والجملة الأولى منه لها شاهد في الصحيحين .


Dan diantaranya yaitu : mempercepat berbuka jika sudah yakin terbenamnya matahari dengan persaksian atau dugaan yang besar atas terbenamnya dengan adanya kabar yang terpercaya melalui adzan atau selainnya sabagaimana dalam riwayat :

فعن سهل بن سعد رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « لا يزال الناس بخير ما عَجَّلوا الفطر» متفق عليه

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda : senantiasa muslimin berada dalam kebaikan selama mereka senantiasa menyegerakan berbuka. Muttafaqun alaihi.



Dan merupakan suatu perkara yang sunnah adalah berbuka dengan ruthob (jenis kurma yang belum terlalu matang dan bersifat basah) dan jika tidak ada maka dengan kurma dan jika tidak ada dengan air

لقول أنس رضي الله عنه : « كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر قبل أن يصلي على رطبات ، فإن لم تكن رطبات فتمرات ، فإن لم تكن تمرات حسا حسوات من ماء »رواه أحمد وأبو داود والترمذي وإسناده حسن جدا

Sebagaimana perkataan Anas bin Malik radhiyallahu anhu : “senantiasa Rasul shallallahu alaihi was sallam berbuka dengan ruthob sebelum sholat maka jika tidak ada, dengan kurma dan jika tidak ada, dia meneguk air dengan berapa tegukan”. (riwayat Ahmad dan Abu Daud dan At Tirmidzi)

Dan diantaranya yaitu : memperbanyak baca Al Quran dan dzikir dan sholat dan bersedekah serta berdoa. Insyallah akan datang perinciannya dipermasalahan yang berikutnya.



Pembahasan yang kedelapan : hal-hal yang membatalkan puasa ada beberapa point sebagai berikut :

1. Berjima yaitu bersetubuh dengan memasukkan (maaf) dzakar ke kemaluan wanita, Dan ini yang paling besar yang membatalkan Dan dosanya.

Dan jika melakukannya disiang hari bulan ramadhan dalam keadaan puasa wajib baginya maka dia harus membayar kafarah yang berat bersamaan dengan mengqodhonya, adapun kafarahnya adalah membebaskan budak yang mukmin, jika tidak ada maka berpuasa 2 bulan (**) berturut-turut (tidak boleh berbuka diantaranya kecuali alasan syar’i ,jika dia berbuka tanpa alasan syar’i walaupun sehari maka harus mengulang dari awal) dan jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.

2. Mengeluarkan mani dengan keinginannya (bukan jima’) seperti berciuman atau berpelukan atau istimna’ / onani dan selainnya karena semua ini merupakan hasil dari syahwat yang mana orang berpuasa harus menjauhinya sebagaimana dalam hadits qudsi

« يدع طعامه وشرابه وشهوته من أجلي »رواه البخاري

Dia meninggalkan makan dan minumnya dan syahwatnya karena Aku. (riwayat Bukhori)

Adapun berciuman dan berpelukan / bercumbu tanpa orgasme maka itu tidak membatalkan

لحديث عائشة رضي الله عنها : « أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يُقَبِّل وهو صائم ويباشر وهو صائم ولكنه كان أَمْلَكَكُمْ لإربه »متفق عليه

Sebagaimana dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha berkata : bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam berciuman dan bercumbu dalam keadaan berpuasa akan tetapi keberadaannya lebih bisa menahan syahwat dari pada kalian. Muttafaqun alaihi.

وعن عمر بن أبي سلمة « أنه سأل النبي صلى الله عليه وسلم : أيُقَبِّل الصائم ؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم : ” سل هذه ” – يعني أم سلمة – , فأخبرته أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصنع ذلك» رواه مسلم
Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu anhu bahwasanya dia bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi was sallam apakah boleh bagi yang berpuasa berciuman ? Beliau shallallahu alaihi was sallam menjawab : tanyakan kepadanya “yakni um salamah;” kemudian dia mengabarkannya bahwa Nabi shallalllahu alaihi was sallam melakukan hal tersebut”. (riwayat Muslim)

Namun jika dia khawatir atas dirinya tidak mampu untuk menahan orgasme dengan berciuman dan semisalnya atau sampai mengarah ke jima’ karena tidak mampunya dia menahan gejolak syahwatnya maka pada saat itu berciuman dan bercumbu haram baginya karena wasilah kepada yang haram maka dia itu haram sebagaimana tersebutkan suatu kaidah, demikian yang dikatakan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullahu ta’ala.

3. Makan dan minum.

Dan yang termasuk dalam makan dan minum adalah apa yang dinamakan infus sebagaimana hal ini difatwakan oleh para ulama.

4. Keluar darah haid dan nifas



Pembahasan yang kesembilan : amalan yang dianjurkan dibulan Ramadhan

1) Qiro’atul Qur’an karena Ramadhan merupakan bulan yang diturunkannya Al Qur’an sehingga sudah sepantasnya dan seharusnya bagi setiap muslim untuk membaca Al Qur’an dan mengkhatamkannya/menamatkannya lebih dari sekali atau minimal sekali dengan mentadabburinya dan mengambil faedah darinya karena ini merupakan sunnah Rasul shallallahu alaihi was sallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhu dan sekaligus anjuran beliau shallallahu alaihi was sallam dibanyak haditsnya

قال صلى الله عليه وسلم : ” أوصيك بتقوى الله تعالي، فإنه رأس كل شئ وعليك بذكر الله تعالي وتلاوة القرآن، فإنه روحك في السماء وذكرك في الأرض “( حسن – رواه أحمد عن أبي سعيد وحسنه الألباني في صحيح الجامع رقم 3543 )

Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : “aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah ta’ala karena itu modal segala sesuatu dan atasmu untuk senantiasa dzikrullah dan tilawatul qur’an karena itu adalah ruhmu di langit dan dzikirmu dibumi” . (riwayat Ahmad dari Abi Sai’d dan dihasankan oleh Albani rahimahullahu ta’ala)

. وقال صلى الله عليه وسلم : ” من سره أن يحب الله ورسوله فلينظر في المصحف “( حسن رواه أبو نعيم في الحلية والبيهقي في شعب الإيمان عن ابن مسعود وحسنه الألباني في صحيح الجامع رقم 6289 ).

Dan bersabda shallallahu alaihi was sallam : “siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan RasulNya maka lihatlah kedalam Al Qur’an.”. (riwayat Abu Nuaim dan Baihaqi dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dan dihasankan oleh Albani rahimahumullahu jami’an)

وقال صلى الله عليه وسلم : ” من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول ( ألم ) حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف ” ( رواه البخاري في التاريخ والترمذي والحاكم عن ابن مسعود وصححه الألباني في صحيح الجامع رقم 6469 ).

Dan bersabda shallallahu alaihi was sallam : “siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dan kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali, aku tidak katakan ( ألم ) satu huruf akan tetapi alif huruf Dan lam huruf Dan mim huruf”. (riwayat Bukhori dan Tirmidzi dan Hakim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dan dishohihkan oleh Albani rahimahullahu ta’ala)

Dan ini juga merupakan kebiasaan salaf terkhusus dibulan Ramadhan sangat bersemangat dalam amalan yang satu ini.

Berkata Ibnu Rajab rahimahullahu ta’ala : keberadaan salaf senantiasa membaca alquran dibulan ramadhan dalam sholat dan lainnya. Adalah Qatadah mengkhatamkan Al Quran setiap 7 hari maka jika datang Ramadhan dia mengkhatamkan setiap 3 malam dan jika datang 10 malam terakhir dia mengkhatamkam setiap malam. (الحلية 2/388 لطائف 191)

Dan An-Nakha’i mengkhatamkan Al Quran di 10 malam terakhir setiap malam dan selainnya setiap 10 hari (( لطائف 191.

Dan berkata Rabi’ bin Sulaiman : Muhammad bin Idris Asy Syafi’i mengkhatamkan Al Quran dibulan Ramadhan sebanyak 60 kali semuanya itu didalam sholat.

Dan berkata Ibnu Abdil Ham : keberadaan Malik jika datang bulan Ramadhan meninggalkan membaca hadits dan majelis taklim, dan mengkhususkan membaca Al Quran.

Dan berkata Abdur Razaq : keberadaan Sufyan Ats Tsauri jika datang Ramadhan meninggalkan seluruh ibadah Dan mengkhususkan membaca Al Quran.

Semoga dengan atsar-atsar ini membuat kita semua termotivasi untuk menghadapkan diri kepada Al Quran dengan membacanya, menghafalnya dan mentadabburinya serta mengamalkannya sehingga menjadi ahlu quran.

2) Sholat tarawih dan qiyamul lail : ini merupakan dari perkara ibadah yang sangat penting yang disyariatkan bagi setiap muslim untuk bersemangat dalam menghidupkannya dibulan Ramadhan dan disyariatkan untuk berjamaah dalam melakukannya.

Berkata Syaikh Albani rahimahullahu ta’ala : disyariatkan berjamaah dalam sholat tarawih dibulan Ramadhan bahkan itu lebih afdhol (yakni lebih banyak mendapatkan pahala Dan keutamaan) daripada sholat sendiri karena Rasul shallallahu alaihi was sallam melakukannya dengan berjamaah dan menjelaskan tentang keutamaannya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ashabu Sunan dari Abi Dzar radhiyallahu anhu Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda :

” إن الرجل إذا صلى مع الامام حتى ينصرف حسب له قيام ليلة “( قيام رمضان للألباني وقال ( قيام رمضان للألباني

وقال صحيح أخرجه أصحاب السنن راجع صحيح أبي داود 1245 والإرواء 447 ).

Bahwa seseorang jika dia sholat bersama imam sampai selesai (imam) maka ditulis baginya qiyamul lail semalaman.( قيام رمضان للألباني وقال صحيح أخرجه أصحاب السنن راجع صحيح أبي داود 1245 والإرواء 447 ).



Berkata syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullahu ta’ala : tidak sepantasnya bagi seseorang untuk tidak menghadiri sholat tarawih demi untuk mendapatkan pahala dan keutamaannya dan begitu pula jangan dia berhenti darinya sampai imam selesai dari tarawih tersebut beserta sholat witirnya supaya dicatat mendapatkan pahala melakukan qiyamul lail semalam penuh dan boleh bagi wanita untuk menghadiri tarawih jika aman fitnah bagi dirinya dan selain dia akan tetapi wajib baginya untuk memakai hijab yang menutupi auratnya dengan tanpa tabarruj dan memakai wewangian dan tidak mengangkat suaranya serta menampakkan perhiasannya. (Majelis Ramadhan hal : 9)

Berkata syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh rahimahullahu ta’ala : dengan hadits ini (hadits abu dzar) Imam Ahmad (***) dan selainnya berhujjah dengannya bahwa sholat tarawih dengan berjamaah lebih afdhol daripada dikerjakan sendiri. Dan dalam sabdanya tersebut anjuran untuk menghidupkan bulan Ramadhan dibelakang imam dan ini sangat ditekankan daripada maknanya sunnah. Dan kebedaraan manusia/sahabat pada saat itu berjamaah dimesjid pada zaman Rasul shallallahu alaihi was sallam dan Beliau tidak mengingkarinya dan persetujuan beliau teranggap bagian dari sunnahnya. (fatawa wa rasail Muhammad bin Ibrohim Alu Syaikh 3/54)

Dan jika sudah selesai sholat witir mengucapkan doa dengan mengatakan :

سبحان الملك القدوس، سبحان الملك القدوس سبحان الملك القدوس

Dibaca 3 kali dengan dipanjangkan suaranya dan dikeraskan suaranya yang ketiga

( صحيح أبي داود 1284 والنسائي 3/244 وأحمد 5/123 ).



Permasalahan :

Kapan waktunya sholat tarawih tersebut ?
Jawabannya : dari semenjak selesai sholat Isya’ sampai terbit fajar subuh sebagaimana yang dikatakan oleh ahlu ilmi,

قال النووي في “المجموع” (3/526) :” يدخل وقت التراويح بالفراغ من صلاة العشاء ، ذكره البغوي وغيره، ويبقى إلى طلوع الفجر ” انتهى .
Berkata Imam Nawawi rahimahullah ta’ala : masuknya waktu sholat tarawih semenjak selesai sholat Isya’, begitu pula ini disebutkan oleh Al Baghawi dan selainnya, dan berakhir sampai terbitnya fajar. (al-majmu’ 3/526).

وقال الشيخ ابن عثيمين :” وقتها – يعني التراويح – من بعد صلاة العشاء ، إلى طلوع الفجر” انتهى . “مجموع فتاوى ابن عثيمين” (14/210)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala : waktunya –yakni tarawih- dari selesai sholat Isya’ sampai terbir fajar . (majmu’u fatawa 210/14).

Adapun yang paling afdhol dalam melakukannya adalah di akhir malam sebagaimana hal ini jelaskan ahlu ilmi diantaranya Imam Ahmad rahimahullah ta’ala seperti yang dinukilkan oleh Imam Ibnu Qoyyim rahimahullahu ta’ala di badai’ul fawaid

فعنه إن أخروا القيام إلى آخر الليل فلا بأس به كما قال عمر فإن الساعة التي تنامون عنا أفضل ولأنه يحصل قيام بعد رقدة وقال الله تعالى إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Jika mereka mengakhirkan sampai diakhir malam maka tidak apa-apa sebagaimana perkataan Umar radhiyallahu anhu : sesungguhnya waktu yang kalian tidur adalah lebih afdhol (untuk tarawih), dan karena itu dilakukan setelah tidur dan juga Allah ta’ala berfirman : 6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (badai’ul fawaid)

Dan begitu pula Syaikhul Islam rahimahullahu ta’ala mengatakan demikian :

قال شيخ الإسلام ابن تيمية: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، السُّنَّةُ فِي التَّرَاوِيحِ أَنْ تُصَلَّى بَعْدَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ كَمَا اتَّفَقَ عَلَى ذَلِكَ السَّلَفُ
وَالْأَئِمَّةُ فَمَا كَانَ الْأَئِمَّةُ يُصَلُّونَهَا إلَّا بَعْدَ الْعِشَاءِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَهْدِ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ وَعَلَى ذَلِكَ أَئِمَّةُ
الْمُسْلِمِينَ لَا يُعْرَفُ عَنْ أَحَدٍ أَنَّهُ تَعَمَّدَ صَلَاتَهَا قَبْلَ الْعِشَاءِ فَإِنَّ هَذِهِ تُسَمَّى قِيَامَ رَمَضَانَ). مجموع الفتاوى (23/119-123)(
Alhamdulillah Rabbil ‘alamin : yang sunnah dalam melaksanakan tarawih adalah dengan melaksanakannya setelah akhir waktu Isya (tengah malam) sebagaimana ini kesepakatan salaf dan para aimmah, maka tidak pernah para aimmah melakukannya (sebelum isya) kecuali setelah Isya’ pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi was sallam dan khulafau rasyidin dan demikian pula para aimmah kaum muslimin tidak diketahui dari seorang pun dari mereka bahwa sengaja melakukannya sebelum Isya’, maka sesungguhnya ini (sholat tarawih) dinamakan qiyama Ramadhan. (majmu’ul fatawa)

Dan juga disebutkan dalam kitab القول الراجح مع الدليل (3/82)

س112: ما هو وقت الاستحباب بالنسبة لصلاة التراويح؟
ج الشيخ خالد بن ابراهيم الصقعبي
/ الأقرب في ذلك أن الأفضل أن تكون في آخر الليل إذ هو وقت نزول الرب عز وجل, وقوله سبحانه وتعالى: هل من سائل؟ هل من مستغفر؟ هل من تائب؟ لكن بما أن الجماعة تشرع لصلاة التراويح فيراعى أحوال المأمومين, فإن شق آخره فُعلت أوله, أما العشر الأواخر فيستحب إحياؤها بالعبادة, لحديث عائشة رضي الله عنها قالت { كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إذا دخل العشر الأواخر من رمضان أحيا الليل كله وأيقظ أهله وجد وشد المئزر ( فينبغي مد العبادة في العشر الأواخر إلى آخر الليل, أو القيام آخره.


Pertanyaan : kapan waktu yang mustahab untuk sholat tarawih ?
Syaikh Kholid bin Ibrohim Ash Sho’qobii menjawab : yang benar tentang permasalahan ini bahwa yang afdhol keberadaannya diakhir malam yakni ketika Allah azza wa jalla turun kelangit dunia, Dan Dia berfirman : adakah yang meminta? Adakah yang beristighfar ? Adakah yang bertaubat ? Akan tetapi diperhatikan keadaan jamaah dalam melakukan sholat tarawih sehingga dilihat keadaan makmum, jika memberatkan mereka maka dilakukan diawal malam, adapun disepuluh malam terakhir (bulan Ramadhan) maka disunnahkan untuk menghidupkannya dengan ibadah, seperti tersebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha berkata : keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi was sallam jika masuk 10 malam terakhir bulan Ramadhan dia menghidupkan malam seluruhnya dan membangunkan keluarganya dan bersemangat dan menguatkan tali sarungnya sehingga seharusnya memperpanjangkan ibadah di 10 malam terakhir sampai diakhir malam atau melakukannya diakhir malam tersebut.

Pertanyaan : Apa hukumnya qunut dalam witir ?
Jawabannya : adalah perkara sunnah dan mustahab demikianlah yang dikatakan oleh para ulama bahkan disyariatkan bagi makmum untuk mengaminkan doa imam.

حكم دعاء القنوت في التراويح
س: ما حكم قراءة دعاء القنوت في الوتر في ليالي رمضان، وهل يجوز تركه؟
ج: القنوت سنة في الوتر، وإذا تركه في بعض الأحيان فلا بأس.(مجموع الفتاوى 30/ 32)لفضيلة الشيخ ابن باز رحمه الله تعالى.




Pertanyaaan : apa hukum membaca doa qunut dalam witir dimalam-malam Ramadhan, apakah boleh meninggalkannya ?


Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu ta’ala menjawab : qunut adalah sunnah dalam witir dan jika terkadang dia meninggalkannnya maka hal itu tidak mengapa. (majmu’ul fatawa 30/32)

س: يستمر بعض الأئمة في القنوت في الوتر كل ليلة، فهل أثر هذا عن سلفنا؟
ج: لا حرج في ذلك، بل هو سنة؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما علم الحسن بن علي رضي الله عنهما القنوت في الوتر لم يأمر بتركه بعض الأحيان ولا بالمداومة عليه، فدل ذلك على جواز الأمرين، ولهذا ثبت عن أبي بن كعب رضي الله عنه حين كان يصلي بالصحابة رضي الله عنهم في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه كان يترك القنوت بعض الليالي ولعل ذلك ليعلم الناس أنه ليس بواجب. والله ولي التوفيق. .(مجموع الفتاوى 30/33)لفضيلة الشيخ ابن باز رحمه الله تعالى
Sebagian imam mesjid terus membaca doa qunut dalam witir disetiap malam, maka apakah ini ada atsarnya dari salaf ?

Beliau menjawab : tidak mengapa demikian bahkan itu sunnah karena Nabi shallallahu alaihi was sallam tatkala mengajari Hasan bin Ali radhiyallahu anhuma qunut dalam witir Dia tidak memerintahkan untuk meninggalkannya diwaktu tertentu dan tidak pula untuk terus membacanya, maka ini menunjukkan tentang bolehnya ke-2 perkara tersebut, dan sebab ini telah tsabit dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu anhu tatkala dia mengimami para sahabat radhiyallahu anhum di mesjid Rasul shallallahu alaihi was sallam bahwasanya dia kadang disuatu malam tidak membacanya dan boleh jadi hal ini dia melakukannya untuk mengajarkan pada manusia bahwa itu bukan perkara wajib. Wallahu waliyyut taufiq. (majmu’ul fatawa 30/33)

قال اللجنة الدائمة : أما القنوت في الوتر فمستحب لحديث الحسن بن علي رضي الله عنهما قال: « علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمات أقولهن في قنوت الوتر: اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت فإنك تقضي ولا يقضى عليك وإنه لا يذل من واليت تباركت ربنا وتعاليت »رواه الخمسة. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … نائب رئيس اللجنة … الرئيس
عبد الله بن غديان … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
(فتاوى اللجنة الدائمة 7/170)
Berkata lajnah daimah : adapun qunut dalam witir adalah mustahab dengan hadits Hasan bin Ali radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah shallallahu alaihi was sallam beberapa kalimat yang aku katakan didalam qunut witir :
اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت
فإنك تقضي ولا يقضى عليك وإنه لا يذل من واليت تباركت ربنا وتعاليت.
Diriwayatkan oleh ashabul sunan. (fatawa lajnah daimah 7/170)
أ: الصحيح أن الأفضل أن يكون دعاء القنوت في الوتر بعد الركوع لا قبله؛ لكثرة الأحاديث الصحيحة الواردة في ذلك.
ب: يدعو المصلي في القنوت بما ورد من الأدعية وبغير ما ورد، مما يحتاجه في دينه ودنياه.
جـ: يؤمن المأموم على دعاء الإمام، ويثني على الله ويسبحه إذا أثنى إمامه على الله أو ينصت.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … نائب الرئيس … الرئيس
عبد الله بن قعود … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
(فتاوى اللجنة الدائمة 7/185)
a. Yang benar bahwa yang afhdhol keberadaan doa qunut witir adalah setelah ruku’ bukan sebelumnya, karena banyaknya hadits yang shohih yang menjelaskan hal ini.

b. Orang shalat berdoa dalam witirnya dengan dengan doa witir dan selainnya yang yang telah tetap dari dalil, dari apa-apa yang dia butuhkan dari urusan agama dan dunianya.

c. Makmum mengaminkan doa imamnya dan memuji Allah dan mensucikannya jika imam memujinya atau dia (makmum) diam.

( lajnah daimah 7/185)
قال فضيلة الشيخ – جزاه الله عن والمسلمين خير الجزاء -:
وأما القنوت في الوتر فليس بواجب، والذي ينبغي للإنسان أن لا يداوم عليه؛ بل يقنت أحياناً، ويترك أحياناً.
وأما مسح الوجه باليدين بعد الدعاء فمن العلماء من قال: إنه بدعة؛ لأن الأحاديث الواردة فيه ضعيفة(2)، كشيخ الإسلام بن تيميه – رحمه الله – فإنه يقول للداعي إذا انتهى من دعائه ولو كان رافعاً يديه لا يمسح بيديه؛ لأن الأحاديث الواردة بهذا ضعيفة. والأحاديث الصحيحة الواردة عن النبي عليه الصلاة والسلام في دعائه أنه إذا رفع يديه فإنه لا يمسح بها وجهه صلى الله عليه وسلم.
ومن العلماء من قال: إن المسح سنة بناء على أن الأحاديث الضعيفة إذا تكاثرت قوى بعضها بعضاً.
والذي أراه أن مسح الوجه بعد الدعاء ليس بسنة؛ لكن من مسح فلا ينكر عليه، ومن ترك فلا ينكر عليه.
( مجموع الفتاوى والرسائل للشيخ ابن عثيمين رحمه الله تعالى 14/98)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala : adapun qunut witir tidaklah wajib, dan yang seharusnya bagi seseorang adalah jangan melakukan terus-menerus, bahkan kadang lakukan dan kadang tidak.

Dan adapun mengusap wajah dengan ke-2 tangan setelah berdoa maka sebagian ulama mengatakan : adalah bid’ah karena hadits-hadits yang menunjukkan tentangnya dho’if, seperti syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala mengatakan jika seorang berhenti dari doanya jika dia mengangkat 2 tangannya jangan dia mengusap wajahnya karena hadits-hadits yang tentang ini adalah dho’if. Tapi hadits-hadits yang shohih menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam jika dia mengangkat ke-2 tangannya ketika berdoa dia tidak mengusap wajahnya dengannya.

Dan diantara ulama mengatakan bahwa mengusap wajah adalah sunnah berdalil dengan hadits-hadits dhoif jika banyak jalannya akan saling menguatkan.

Dan yang aku memandangnya bahwa mengusap wajah setelah berdoa bukanlah sunnah, tetapi siapa yang mengusap tidak diingkari dan siapa yang meninggalkannya tidak diingkari pula. (majmu’ul fatawa wal rasail 14/98)

3) Banyak bersedekah dibulan tersebut

قال الشيخ ابن العثيمين رحمه الله تعالى :الصدقة في رمضان صدقة في زمن فاضل، وكان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن.وأفضل ما تكون الصدقة على المحتاجين إليها، وما كان أنفع لهم فهو أفضل، ومن المعلوم أن الناس اليوم يفضلون الدراهم على الطعام، لأن المحتاج إذا أعطي الدراهم تصرف فيها حسبما تقتضيه حاجته من طعام، أو لباس، أو وفاء غريم أو غير ذلك، فيكون صرف الدراهم للمحتاجين في هذه الحال أفضل من صنع الطعام ودعوتهم إليه. ( مجموع الفتاوى والرسائل للشيخ ابن عثيمين رحمه الله تعالى17/155)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala : bersedekah dibulan Ramadhan merupakan sedekah diwaktu yang mulia, dan keberadaan Nabi shallallahu alaihi was sallam manusia paling dermawan,dan dia paling dermawan adalah dibulan Ramadhan yang mana saat itu Jibril datang menemuinya kemudian dia belajar Al Quran darinya. Dan sedekah yang paling afdhol kepada siapa yang membutuhkannya , dan siapa yang yang lebih membutuhkan maka itu adalah yang paling afdhol, dan sudah menjadi perkara yang maklum bahwa manusia pada saat sekarang ini lebih mengutamakan bersedekah dengan uang daripada makanan, karena yang membutuhkan (sedekah itu) jika diberikan uang dia bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan yang dia inginkan berupa makanan atau pakaian atau membayar utang atau yang lainnya, sehingga bersedekah dengan uang pada saat sekarang ini kepada yang membutuhkan lebih afdhol/utama daripada makanan. (majmu’ul fatawa 17/155)

قال الشيخ الفوزان حفظه الله تعالى :الصدقة في رمضان أفضل من الصدقة في غيره؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم سماه شهر المواساة .وكان صلى الله عليه وسلم أجود ما يكون في شهر رمضان حين يلقاه جبريل في رمضان، كان أجود بالخير من الريح المرسلة (المنتقى من فتاوى الفوزان 51/26)
Berkata Syaikh Al Fauzan hafizhahullahu ta’ala : bersedekah dibulan Ramadhan lebih afdhol daripada sedekah dibulan lainnya karena seseungguhnya Nabi shallallahu alaihi was sallam menamakan bulan tersebut dengan bulan muwaasaah (yakni : menyamakan saudaranya seiman seperti keadaannya dalam manfaat dan lainnya, ini ibarat yang menunjukkan puncaknya ukhuwah islamiyah – lihat at-ta’rifat 1/729-pent-). Dan keberadaan Rasul shallallahu alaihi was sallam lebih dermawan dibulan ramadhan (yang bulan tersebut) Jibril datang menemuinya, sungguh keberadaannya sangat dermawan dengan kebaikan dari pengutusan kerasulannya.(al-muntaqa 51/26)

عن ابن عباس قال : كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – أجود الناس وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن فلرسول الله – صلى الله عليه وسلم – أجود بالخير من الريح المرسلة . البخاري (6) ومسلم (2308)
قال النووي : وفي هذا الحديث فوائد منها بيان عظم جوده – صلى الله عليه وسلم – ومنها استحباب إكثار الجود في رمضان . اهـ ( شرح النووي على صحيح مسلم ج:15 ص:69 ) والله أعلم
Dan keberadaan Nabi shallallahu alaihi was sallam manusia paling dermawan, dan dia paling dermawan adalah dibulan Ramadhan yang mana saat itu Jibril datang menemuinya dan dia menemuinya disetiap malam dibulan ramadhan kemudian dia belajar Al Quran darinya, sungguh keberadaannya sangat dermawan dengan kebaikan dari pengutusan kerasulannya. Riwayat bukhori dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma.

Berkata Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala : Dan dihadits ini banyak faedah yang bisa diambil diantaranya ; keterangan yang jelas tentang besarnya kedermawaan Rasul shallallahu alaihi was sallam, dan diantaranya : disunnahkan untuk memberbanyak (sifat) dermawan dibulan ramadhan .(syarah shohih muslim 15/69).

وقال ابن رجب الحنبلي : وكان جودُه أي صلى الله عليه وسلم بجميع أنواع الجود، من بذل العلم والمال وبذل نفسه لله تعالي في إظهار دينه وهداية عباده وإيصال النفع إليهم بكل طريق، من إطعام جائعهم ووعظ جاهلهم وقضاء حوائجهم، وتحمل أثقالهم ( لطائف المعارف ص 306 ).
Berkata Ibnu Rajab Al Hanbaly rahimahullahu ta’ala : kedermawanan Rasul shallallahu alaihi was sallam dengan semua macamnya, dari berupa ilmu dan harta dan jiwanya demi Allah ta’ala untuk menampakkan agamanya dan memberikan petunjuk hambaNya dan memberikan manfaat kepada mereka dengan segala bentuknya, seperti memberi makan bagi yang lapar dan menasehati yang jahil dan (membantu) meringankan beban mereka (latha’if al-ma’arif hal : 306)

وقال ابن رجب : وكان جوده صلى الله عليه وسلم يتضاعف في شهر رمضان على غيره من الشهور كما أن جود ربه يتضاعف فيه أيضاً، فإن الله جبله على ما يحبه من الأخلاق الكريمة وكان على ذلك من قبل البعثة.
Dan berkata pula : kedermawanan Rasul shallallahu alaihi was sallam berlipat ganda dibulan Ramadhan dari selain bulan tersebut sebagaimana Rabbnya pun berlipat ganda kedermawananNya dibulan tersebut, karena sesungguhnya Allah ta’ala memberikan kepadanya asal kepribadiannya dengan apa yang Dia (Allah) cintai berupa akhlak yang mulia dan itu ada pada dirinya sebelum diutus sebagai Nabi.

Semoga Allah ta’ala memberikan kita semua taufiq dan hidayahNya sehingga kita bisa mengamalkan amalan-amalan yang dianjurkan dibulan yang Mubarak ini dan memperbanyaknya sehingga kita termasuk hambaNya yang keluar dari bulan ini dalam keadaan diampuni dan dirahmati serta dibebaskan dari neraka dan adzabNya- Ya Allah kami sangat takut dengan adzab dan neraka Engkau maka jauhkanlah kami darinya sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mengabulkan doa- Amiin Ya Rabbal Alamiin.




Pembahasan yang kesepuluh : 10 malam terakhir dan malam lailatul qadr

Wahai saudaraku seiman diantaranya kenikmatan Allah ta’ala yang besar kepada hambaNya terkhusus bagi kaum mukminin adalah 10 malam terakhir dibulan Ramadhan yang mana penuh dengan segala kebaikan dan pahala yang besar serta keutamaan-keutamaan yang agung, dan diantara keutamaannya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama diantara mereka :

Fadhilatusy syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala, beliau berkata : diantara kekhususan 10 malam terakhir itu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam sungguh bersemangat lebih banyak dari malam-malam sebelumnya dan ini meliputi kesungguhan disegala aspek ibadah berupa sholat dan quran dan dzikir dan bersedekah dan selainnya dan karena sesungguhya Beliau menguatkan tali sarungnya yang maksudnya dia tidak mendatangi istri-istrinya kecuali untuk tujuan sholat dan dzikir, dan juga dia menghidupkan malam tersebut dengan qiyamul lail dan qiroah dan dzikir dengan hati dan lisannya dan anggota tubuhnya karena kemuliaan malam-malam tersebut dan untuk mendapatkan malam lailatul qadar yang siapa menghidupkannya dengan keimanan dan ihtisaban maka akan diampuni segala dosanya yang telah lewat.

Dan beliau menambahkan : Dan yang menunjukkan pula tentang keutamaan 10 malam terakhir bahwasanya Rasul shallallau alaihi was sallam membangunkan keluarganya untuk sholat dan dzikir (karena) semangat untuk mengumpulkan kebaikan yang berbarakah yang sangat jarang itu dengan beribadah sebab itu sesuai dengan kesempatan umur bagi siapa yang diberikan taufiq oleh Allah ta’ala.

Berkata Ibnu Hajar rahimahullahu ta’ala dalam fathul bari 4/270 : (ketika mensyarah hadits jika masuk 10 malam terakhir..) dihadits menunjukkan semangat untuk senantiasa menghidupkan 10 malam terakhir adalah merupakan isyarat berupa anjuran dalam membekali diri dalam menghadapi sakaratul maut semoga Allah ta’ala menutup kehidupan kita dengan kebaikan Amiin.)

Lailatul qadr :

A. keutamaannya

1) Allah ta’ala menurunkan dimalam tersebut Al-quran yang itu adalah petunjuk bagi manusia dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.

2) Bahwa malam itu lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun 4 bulan, dengan dalil hadits Anas radhiyallahu anhu berkata : telah datang Ramadhan kemudian Rasul shallallahu alaihi was sallam

فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم “إن هذا الشهر قد حضركم, وفيه ليلة خير من ألف شهر من حرمها فقد حرم الخير كله ولا يحرم خيرها إلا محروم” (حسن رواه ابن ماجه وحسنه الألباني في صحيح الترغيب 1/418)

Bulan ini telah mendatangi kalian, dan didalamnya ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan, siapa yang terhalangi dari kebaikan / keberkahan malam itu maka sungguh dia terhalangi dari kebaikan seluruhnya, dan tidaklah terhalangi dari kebaikan kecuali orang yang sangat merugi. (riwayat Ibnu Majah dan dihasankan oleh Albani rahimahullahu ta’ala)

3) Bahwa para malaikat turun dimalam tersebut dan mereka tidaklah turun kecuali dengan kebaikan dan barakah dan rahmah.

4) Adalah malam keselamatan karena banyaknya yang selamat didalamnya dari hukuman dan adzab dengan ketaatan yang dilakukan hambaNya.

5) Bahwasanya Allah ta’ala menurunkan keutamaannya dengan satu surat yang sempurna yang dibaca sampai hari kiamat.

6) Disunnahkan untuk berdoa dan memperbanyak doa dimalam tersebut

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata : aku bertanya Ya Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bagaimana pendapatmu jika aku mendapatkan malam laitul qadr apa yang musti aku ucapkan ?

قال :”قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني” (رواه أحمد 6/171 والترمذي 9/495 وابن ماجه 3850 وهو صحيح).

Beliau berkata : katakanlah اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

7) Alamat-alamatnya

Rasulullah shallallahu alaihi was sallam memberikan alamat malam tersebut supaya setiap muslim mengetahuinya :

a. Dalam shohih Muslim, Nabi shallallahu alaihi was sallam mengabarkan diantara alamatnya bahwa matahari terbit cerah tanpa ada rasa silau dalam melihatnaya.
b. Dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Thoyalisi dalam musnadnya dengan sanad yang shohih bahwa Nabi berkata : lailatul qadr malam yang cerah / sejuk, tidak ada panas dan dingin, matahari terbit dengan cahaya yang merah tapi lemah (tidak menyilaukan).
c. Yang riwayatkan oleh Thabrani dengan sanad yang hasan dari hadits watsilah bin Asqa’ radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam berkata malam lailatul qadr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak pula dingin…wallahu a’lam



Pembahasan yang kesebelas : zakat fitri

Di penghujung Ramadhan wajib bagi seorang muslim membayar Zakat Fitri sebelum dilaksanakan sholat I’ed dan didalamnya beberapa permasalahan yang perlu diketahui :

1. Hukumnya

Adalah wajib Rasul shallallahu alaihi was sallam mewajibkannya kepada kaum muslimin sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhori dan muslim dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhum oleh Abu Daud dan An Nasa’i rahimahumullahu ta’ala.

2. Kepada siapa diwajibkan

Diwajibkan kepada anak kecil dan besar, laki-laki maupun wanita, budak ataukah merdeka dari kalangan kaum muslimin.

Dan tidak wajib bagi wanita yang hamil untuk mengeluarkan zakat janin diperutnya kecuali jika untuk bersedekah dengannya maka tidak apa, karena Utsman Amirul mukminin dia mengeluarkan zakat wanita hamil.

Dan demikian pula wajib mengeluarkan untuk dirinya dan demikian pula siapa yang menjadi tanggungannya seperti istrinya atau kerabatnya.

3. Hikmahnya

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala : adapun hikmahnya sangat jelas sekali yakni untuk berbuat baik kepada faqir miskin dan mencegah dari mengemis di hari-hari I’ed sehingga mereka bisa bergabung bersama-sama dengan orang kaya dalam kebahagiaan dan kesenangan sehingga merupakan hari raya bagi seluruhnya, dan juga sebagai bentuk rasa kebersamaan dan ukhuwah dengan akhlak yang mulia, dan juga untuk mensucikan bagi yang berpuasa dari apa yang dilakukan berupa kejelekan,perbuatan sia-sia dan dosa, dan juga untuk menampakkan rasa syukur kepada nikmat Allah ta’ala kepada dia yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan dan menghidupakannya dan melakukan apa yang dimudahkan dalam melaksanakan amal sholeh. (MajelisRamadhan hal : 137)

4. Dengan apa kita mengeluarkan zakat tersebut

Dikeluarkan zakat fitri berupa 1sho dari gandum atau kurma atau kismis atau makanan disetiap negeri seperti beras atau tepung dan lainnya dari makanan pokok suatu negeri sebagaimana ini difatwakan oleh para ulama seperti lajnah daimah.

Syaikh Abdullah Al Bassam rahimahullahu ta’ala berkata dalam Taudihul Ahkam Syarah Bulughul Maram 3/78 : kadar 1 sho sebanding dengan 2,5 kilo atau 2500 gram.

5. Kepada siapa dikeluarkan

Seharusnya diberikan kepada yang berhak saja mendapatkannya dari kalangan fuqara dan masakin seperti yang disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslilm dan ini yang pendapat yang benar yang dirojihkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala sebagaimana dalam fatawa 25/71-78 dan muridnya Ibnu Qoyyim rahimahullahu ta’ala di Zaadul Ma’ad 2/44. Dan tidak ada disana dalil yang jelas yang disebutkan oleh sebagian ahlu ilmi yang membolehkan menyalurkan zakat fitri ini kepada 8 golongan yang disebutkan dalam surah At Taubah.

6. Waktunya

Kewajiban zakat fitri yaitu semenjak terbenamnya matahari dimalam I’ed fitri

Dan waktu untuk menyalurkan ada 2 waktu : waktu yang afdhol dan waktu yang boleh

Adapun waktu yang afdhol adalah pagi hari sebelum sholat I’ed

Adapun waktu yang boleh adalah sehari atau 2 hari sebelum I’ed sebagaimana dalam haditsIbnu Umar radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa’i dan dihasankan Albani dalam irwa’u 3/332.

7. Apakah boleh mengeluarkan dengan bentuk uang ?

Tidak sah dengan memakai uang karena itu menyelisihi sunnah Rasul shallallahu alaihi was sallam padahal pada zaman beliau ada uang Dan juga menyelisihi amalan para sahabat sehingga hal ini teranggap perkara yang baru yang tertolak dan tidak diterima dengan dalil

قوله صلى الله عليه وسلم :” من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد”, وفي رواية من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو

رد” (رواه مسلم).

Berkata Rasul shallallahu alaihi was sallam : siapa yang melakukan amalan yang tidak kami melakukannya maka itu tertolak. Riwayat Muslim dari Aisyah radhiyallahu anha. Demikian yang dikatakan oleh ahlu ilmi seperti lajnah daimah dan Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Albani dan Syaikh Muqbil rahimahullahu jami’an dan para ulama yang lainnya… Wallahu a’lam bi showab.



Dan sampai disini akhir dari apa yang mampu kami kumpulkan dalam artikel yang sederhana ini dan sungguh saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan pembahasan ini untuk memudahkan dan membantu dalam memahami dengan baik bagi ikhwan dan akhwat tentang permasalahan agama mereka terkhusus apa yang berkaitan dengan Ramadhan.

Dan jika saya benar maka itu semua dari Allah semata – dan bagi Dia segala puja dan puji- dan jika saya salah maka itu dari diri saya pribadi dan syeithan dan saya meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya.

Dan hanya kepada Allah-lah aku meminta semoga artikel ini bermanfaat bagi Islam dan kaum Muslimin, dan semoga pula amalan ini ikhlas karena mengharapkan rahmat dan keridhoanNya dan sebagai tambahan kebaikan kami ditimbangan kelak dihari yang tidak bermanfaat harta dan keturunan kecuali keikhlasan dan ketaatan…sesungguhnya Dia Maha kuasa atas segala sesuatu dan Alhamdulillahi Rabbil A’lamin dan shalawat dan salaam serta keberkahan atas Nabi kita Muhammad Dan keluarganya Dan sahabatnya seluruhnya.

Referensensi :

1. Al Quran
2. Shohih Bukhori
3. Shohih Muslim
4. Syarah Umdatul ahkam syaikh zaid al-washobi
5. Majmu’u syarhu muhadzdzab imam nawawi
6. Fatawa lajnah daimah
7. Fatawa Ibnu Baz
8. Fatawa Ibnu Utsaimin
9. Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
10. Majelis Ramadhan Syaikh Ibnu Utsaimin
11. Dan lainnya dari kutub ahlu ilmi

سبحناك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Ditulis oleh Abu Aisyah Asnur bin Badruddin semoga Allah ta’ala mengampuninya
Malam ahad bertetapan dengan 29 sya’ban 1432H
Manukan Wasono Surabaya Jawa Timur.
Alhamdulillahi rabbil alamiin.



Catatan edisi revisi :

1. Malzamah ini telah mengalami perbaikan dan perubahan pada beberapa tempat dengan petunjuk, sepengetahuan dan persetujuan dari penulis (Abu Aisyah Asnur bin Badruddin semoga Allah ta’ala mengampuninya).

2. Diharapkan kepada semua pihak yang telah membaca dan men-download malzamah ini sebelum adanya revisi untuk memperhatikan perubahan yang terjadi dan men-download ulang.

3. Tempat-tempat perubahan pada malzamah ini adalah sebagai berikut :

(*) Pada malzamah sebelumnya tertulis “terbitnya matahari” pada edisi revisi ini “terbitnya fajar shodiq”

(**) Pada malzamah sebelumnya tertulis “berpuasa berturut-turut” pada edisi revisi ini “berpuasa 2 bulan berturut-turut”

(***) Pada malzamah sebelumnya “Imam…(tanpa ada penyebutan nama)” pada edisi revisi ini “Imam Ahmad”

(Sumber ; http://isnad.net/)

Kamis, 11 Agustus 2011

Fatwa Yang Mulia Asy-Syaikh Al-Allamah Robi’ bin Hadi Al-Madkholi –حفظه الله-

Fatwa Yang Mulia Asy-Syaikh Al-Allamah Robi’ bin Hadi Al-Madkholi –حفظه الله-

Sang penanya berkata: “Syaikh Muqbil –رحمه الله- telah membangun dakwah salafiyah di Yaman dengan penuh ‘iffah (tanpa meminta-minta) dan beliau telah menulis bagi ahli Yaman suatu risalah yang beliau beri judul Dzammul-Mas’alah (Tercelanya Meminta-minta).”

Pertanyaan: “Sebagian para da’i terkadang meminta-minta harta kepada orang-orang dengan alasan dakwah, maka apa batasan-batasan dalam meminta-minta kepada manusia dengan alasan dakwah?”

Beliau (Syaikh Robi’) memberikan jawaban: “Kesimpulannya -semoga Alloh -سبحانه وتعالى- merohmati Syaikh Muqbil- dan kita memohon kepada Alloh agar beliau meninggalkan kebaikan bagi ahli Yaman dan lainnya sepeninggal beliau.
Sesungguhnya Syaikh Muqbil telah mengingatkan kami akan kezuhudan para salaf, kewaro’an, keperkasaan, kemuliaan, keengganan (terhadap dunia, kebatilan dan sebagainya) dan keberanian mereka dalam menyampaikan yang haq. Dengan sebab beliau dakwah salafiyah telah merata di seluruh Yaman, dan telah meninggalkan bagi mereka kebaikan. Semoga Alloh memberikan keberkahan kepada murid-murid beliau dan menjadikan mereka orang-orang yang semisal dengannya. Demi Alloh, sesungguhnya beliau adalah satu contoh permisalan dalam hal kezuhudan, waro’ dan dalam hal menghinakan dunia. Beliau seorang yang memiliki pandangan jernih disaat beliau menolak untuk diberikan harta dan memperingatkan dari meminta-minta. Sehingga aku teringat disaat beliau membantah habis-habisan orang-orang yang mengumpulkan harta dengan mengatas-namakan beliau. Betapa jauhnya beliau dari perkara yang tercela itu. Semoga Alloh mencurahkan barokah-Nya kepada beliau.

Bukanlah suatu hal yang darurat, sehingga seseorang itu tampil untuk meminta-minta dengan atas nama dakwah, yang salafus sholih tidak pernah melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal –رحمه الله- apakah pernah menengadahkan tangannya untuk meminta harta dengan alasan dakwah? Bahkan beliau adalah seorang yang menolak ketika hendak diberikan harta. Beliau telah memberikan contoh yang paling bagus dalam hal menjaga harga diri dan keengganan terhadap perbuatan meminta-minta, saat beliau melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu kepada Abdurrozzaq –رحمه الله-. Beliau melakukan perjalanan dari Iraq ke Shon’a (Ibukota negeri Yaman). Di tengah perjalanan, beliau dan sahabat dekatnya Yahya bin Ma’in –رحمه الله- ketika sedang mengerjakan haji, keduanya mendapati Abdurrozzaq di Mekkah Al-Mukarromah. Kemudian berkatalah Ibnu Ma’in: “Ini dia Abdurrozzaq, Alloh -سبحانه وتعالى- telah mempertemukannya dengan kita di sini, maka kita tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke Shon’a.” Imam Ahmad berkata: “Sesungguhnya aku telah berniat untuk melakukan perjalanan ke Shon’a, maka aku tidak akan menarik kembali (niat tersebut).” Beliau pun mulai melanjutkan perjalanan, maka ketika di tengah perjalanan beliau kehabisan bekal. Teman-teman beliau ketika mengetahui hal tersebut besegera menawarkan harta kepada beliau. Namun Imam Ahmad menolaknya dan beliau lebih memilih untuk menjadikan dirinya seorang pemikul barang-barang yang berat milik penggembala onta yang miskin yang tinggal di gunung dalam keadaan beliau seorang imam –رحمه الله-. Beliau memandang bahwa bekerja dan makan dari hasil tangan sendiri seribu kali lebih utama daripada menerima pemberian manusia, karena sesungguhnya tangan yang di atas adalah tangan orang yang memberi dan tangan yang di bawah adalah tangan yang menerima pemberian. Imam Ahmad tidaklah ingin tangannya menjadi yang di bawah -semoga Alloh meridhoinya-. Oleh karena itu, aku menasehatkan kepada para ulama dan para penuntut ilmu untuk mengulang kembali kepada kita kemuliaan perjalanan hidup para salaf dan hendaklah mereka memahami bahwasanya tamak terhadap harta merupakan perkara yang sangat membahayakan bagi dakwah salafiyyah.

Sebagai buktinya, bahwasanya fitnah di jaman sekarang menyala disebabkan harta. Disaat sebagian manusia menadahkan tangannya untuk meminta-minta kepada yayasan ini dan yayasan itu, maka kita meminta perlindungan kepada Alloh dari fitnah tersebut. Demi Alloh, sesungguhnya harta itu fitnah. Demi Alloh, penuntut ilmu yang jumlahnya sedikit, yang keluar dari suatu masjid, dalam keadaan mereka menjaga kehormatan diri dari meminta-minta, cerdas serta mulia, lebih baik daripada jutaan pemburu harta, dan orang-orang yang tamak terhadap harta.

Kami menasehatkan kepada para pemuda yang telah mengenal manhaj salaf dan para ulama dari mereka untuk mengulang kembali perjalanan hidup para salaf sebagaimana salafus sholih telah mengangkat bendera as-sunnah. Hendaklah mereka juga ikut mengangkat bendera kemuliaan, keagungan, kezuhudan, kewaro’an dan kesucian jiwa dari keinginan-keinginan dunia.

Demi Alloh, tidak ada yang membahayakan bagi dakwah salafiyyah di Yaman, kecuali karena tersebarnya harta dan haus terhadapnya, sehingga terjadilah ftnah tersebut saat itu. Harta itu memiliki andil yang sangat besar untuk memanaskan api fitnah. Maka hendaklah mereka bertaubat kepada Alloh dan kembali kepadanya, dan hendaklah saling mengikat persaudaraan, dan kami nasehatkan kepada mereka agar saling menasehati kepada perkara yang haq dan dalam kesabaran atas segala kesulitan hidup.
﴿ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين﴾
“Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian dengan suatu ketakutan dan kelaparan dan kekurangan harta dan jiwa serta buah-buahan dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh)

Demi Alloh, sesungguhnya para salaf tidaklah membawa dakwah ini kepada kita dengan kemewahan harta dan kendaraan. Akan tetapi mereka membawanya dengan penuh kezuhudan, kewaro’an dan kesucian hati -semoga Alloh meridhoi mereka-. Kami nasehatkan kepada pengikut jejak salafus sholih di mana saja mereka berada dan yang di Yaman secara khusus yang Alloh -سبحانه وتعالى- telah angkat di dalamnya bendera as-sunnah agar mereka menjaga dakwah ini dan seandainya harta datang untuk merusak mereka, maka hendaknya mereka menendang dengan kaki-kaki mereka dan tetap di atas jalan mereka yang agung lebih mulia, menyebarkan seruan Alloh yang mulia lagi suci.” (Kaset pertanyaan pemuda Aden tentang fitnah Abul Hasan)
(Sumber ; Kutipan “FATWA-FATWA PARA ULAMA SEPUTAR YAYASAN” di http://kebenaranhanya1.wordpress.com/2011/01/13/fatwa-fatwa-para-ulama-seputar-yayasan/)

Berkata Syaikh Muqbil dalam terjemah beliau yang ditulis oleh Ma'mar Al-Qodasy halaman 30 :
"demikian pula yayasan-yayasan tidaklah didirikan kecuali untuk menghabiskan harta manusia dan menghalangi dari sunnah dan menyiapkan dirinya untuk menjadi hizbiy." (Sumber ; http://isnad.net/).

Ini bantahan bagi mereka yang mengatasnamakan Syaikh Muqbil dalam membolehkan yayasan.

Disamping itu, telah diterjemahkan dan disampaikan juga fatwa Syaikh Robi' tersebut oleh Ustadz Muhammad Ja'far dari Jambi ketika Muhadhoroh di Mushala Nurul Ikhsan Pangkalan Kerinci pada hari Senin, 25 Rabiul Awwal 1432 H / 28 Februari 2011 M.



Minggu, 31 Juli 2011

RAMADHAN, KEUTAMAAN DAN AMALAN PARA SALAF DIDALAMNYA

RAMADHAN, KEUTAMAAN DAN AMALAN PARA SALAF DIDALAMNYA

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل الله فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أما بعد:
Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh segala kebaikan, keberkahan Dan rahmat serta pengampunan yang insyallah sebentar lagi kita akan memasukinya Dan semoga dikesempatan ramadhan kali ini kita bisa lebih baik dari ramadhan yang lalu berupa pengamalan ketaataan baik lisan maupun hati Dan anggota tubuh karena semakin datang bulan yang suci ini maka semakin berkurang pula kesempatan untuk bisa meraihnya karena bertambahnya umur yang mana itu akan mempengaruhi fisik,tenaga Dan pandangan serta semangat sehingga oleh Karena itu kita banyak berdoa semoga Allah memberkahi kita diramadhan ini supaya kita mengakhirinya dengan mendapatkan pengampunan,rahmat Dan kebaikan serta yang pahala yang berlipat ganda terkhusus dimalam yang lebih baik dari 1000 bulan.
Saya menulis artikel yang sederhana ini tentang bulan ramadhan Dan amalan yang ada didalamnya lantaran pada hari kamis (26 Sya’ban 1432H) ada ikhwah yang meminta kepada saya untuk menulis malzamah yang berkaitan dengan ramadhan Dan kaifiyat ibadah didalamnya sebab ada yang mempertanyakan apa dalilnya sholat tarawih ditengah malam? Apa ada salafnya? Atau yang semisal dengan itu padahal yang sebenarnya inilah yang sunnah Dan waktu yang paling afdhol dalam melakukan amalan tersebut sebagaimana nanti akan datang perinciannya Dan penjelasannya.Pada awalnya saya agak berat karena waktu yang sangat sempit karena padatnya waktu dipondok apalagi sekarang santri lagi ujian hafalan.. tapi melihat perlunya untuk menyebarkan ilmu khususnya yang berkaitan dengan bulan ramadhan yang mana banyak dari kalangan kaum muslimin belum mengetahuinya dengan baik tentang keutamaan yang ada didalamnya serta amalan-amalannya sehingga tidak sedikit yang melakukan yang mafdhul (tidak afdhol) Dan meninggalkan yang afdhol padahal ini suatu kerugian yang sangat besar bahkan ini adalah salah satu dari makar syeithan untuk menjauhkan manusia dari ketaqwaan..Maka saya menulis artikel ini dengan – seraya meminta pertolongan kepada Allah ta’ala – mengumpulkan Dan menukilkan perkataan ahlu ilmi yang berlandaskan alquran Dan sunnah supaya lebih mantap Dan yakin dalam beramal khususnya yang berkaitan dengan ramadhan sehingga kita terjauhkan sikap taqlid/ikut-ikutan dalam memegang agama ini Dan tidak mudah bimbang Dan goyang karena berbedanya amalan yang kita lakukan dari keumuman tapi kalau kita punya ilmu terhadap amalan yang kita lakukan insyallah akan tsabat Dan kokoh karena semuanya adalah dalil Dan ilmu, inilah bimbingan ulama-ulama kita yang terdahulu (para salaf).
Dan hanya kepada Allah saya meminta untuk menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap yang membacanya atau mendengarnya atau melihat didalamnya, Dan semoga Dia menerimanya dariku dengan penerimaan yang baik Dan menjadikan amalan ini sebagai sebab untuk meraih ridhonya, sesungguhnya Dia mampu terhadap segala sesuatu alhamdulillahi Rabbil alamin Dan shalawat Dan salaam atas Nabi kita Muhammad Dan keluarganya Dan sahabatnya semuanya.
Permbahasan yang pertama : pengertian puasa
Puasa secara bahasa adalah : al-imsak Dan at-tarku yakni menahan Dan meninggalkan
Dalilnya firman Allah ta’ala yang mengabarkan tentang Maryam:
فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْماً فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنسِيّاً
Maka Katakanlah: “Sesungguhnya Aku Telah bernadzar kepada Rahman untuk menahan (berpuasa) Maka Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (QS.Maryam:26)
Adapun secara syariat/istilah yaitu : menahan diri dari makan Dan minum Dan jima’/bersetubuh serta selainnya dari hal-hal yang membatalkannya, semenjak terbitnya matahari sampai dengan terbenamnya matahari dengan niat untuk taqarrub kepada Allah ta’ala.
Dan sebagian mengartikan : menahan diri secara khusus di waktu yang khusus dari sesuatu yang khusus dengan syarat-syarat yang khusus pula.
Pembahasan yang kedua: puasa terbagi menjadi 2 bagian:
1. Mustahab seperti puasa arafah Dan 3 hari setiap bulan Dan yang semisalnya dari perkara yang mustahab
2. Yang wajib Dan ini terbagi menjadi 3 bagian :
• Apa yang wajib karena waktunya seperti puasa dibulan ramadhan (ini maksud dari penulisan pembahasan kita sekarang)
• Apa yang wajib karena sebab seperti puasa kafarah Dan denda bagi siapa yang membunuh buruan dalam keadaan ihram/haji.
• Apa yang seorang hamba mewajibkan dirinya yakni puasa nadzar.
Pembahasan yang ketiga: puasa ramadhan merupakan salah satu rukun dari rukun islam, sebagaimana ini ditunjukkan oleh al-quran Dan sunnah serta ijma/kesepakatan para ulama, adapun alquran firman Allah ta’ala dalam surah al-baqarah:183
﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ﴾،
Dan adapun sunnah
فحديث ابن عمر ب: «بني الإسلام على خمس:… وصيام شهر رمضان»
Dan adapun ijma adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala : Dan hukum ini yang telah disebutkan bahwa keberadaan puasa ramadhan adalah rukun Dan kewajiban merupakan suatu kesepakatan yang mana al-quran Dan sunnah serta ijma menunjukkan demikian.
Dan demikian ibnu abdil baar menukilkan ijma.
Pembahasan yang ke-4 : waktu diwajibkannya puasa ramadhan.
Berkata imam nawawi rahimahullahu ta’ala : Rasulullah shallallahu alaihi was sallam berpuasa ramadhan selama 9 tahun sebab ramadhan diwajibkan hukumnya pada bulan sya’ban tahun 2 hijriyah, Dan Rasul shallallahu alaihi was sallam wafat pada bulan rabi’ul awal tahun 11 hijriyah.
Berkata syeikh al-bassam rahimahullahu ta’ala : ramadhan diwajibkan pada bulan sya’ban tahun 2 hijriyah kemudian Rasul shallallahu alaihi was sallam berpuasa 9 kali ramadhan,ini merupakan kesepakatan.
Pembahasan yang ke-5 : kepada siapa diwajibkan ramadhan.
Kewajiban ramadhan ditujukan kepada setiap muslim yang baligh, berakal, bersih Dan mampu serta mukim/bukan musafir.
Maksud muslim adalah : bukan kafir baik itu secara asal atau murtad.
Maksud baligh adalah : bukan anak kecil namun bagi walinya/orang tuanya untuk memerintahkan anak tersebut berpuasa jika dia mampu sebagai latihan.
Maksud berakal adalah : bukan gila/tidak waras, dalil dari point ini & sebelumnya adalah :
حديث علي عند أبي داود أن النبي قال رفع القلم عن ثلاثة عن المجنون حتى يبرأ وعن النائم حتى يستيقظ وعن الصبي حتى يعقل
Dari Ali bin abi tholib radhiyallahu anhu bahwa nabi shallallahu alaihi wassallam bersabda : terangkat pena bagi 3 golongan “ dari orang gila sampai waras & dari orang tidur sampai bangun & dari anak kecil sampai baligh.” Riwayat abu daud.
Maksud suci adalah tidak haid & nifas (bagi wanita) akan tetapi wajib untuk mengqodhonya.
Maksud dari mampu adalah orang tua yang sudah lemah Dan semisal dia seperti sakit yang kecil harapannya untuk sembuh lagi.
Maksud dari muqim adalah bukan musafir.
Pembahasan yang ke-6: keutamaan bulan ramadhan
Ikhwani fillah barakallahu fiikum sesungguhnya bulan ramadhan yang penuh dengan keberkahan merupakan suatu kenikmatan yang sangat besar sekali diantara kenikmatakan Allah ta’ala yang Dia berikan kepada hamba-Nya dari kalangan kaum mukminin sehingga oleh karena itu suatu kebahagiaan & keberuntungan yang sangat besar bagi siapa saja yang bersemangat Dan bersungguh-sungguh dibulan tersebut yang Mubarak dengan mengisi hari-harinya dengan qiyamul lail & bersedekah & silahturahmi & qiroatul quran &selainnya dari macam ibadah & amalan sholeh.
Maka dalam kesempatan ini kami akan menyebutkan keutamaan bulan ini Dan berpuasa didalamnya :
1. Merupakan sebab diampuni dosa-dosa
فعن أبي هريرة رضي الله عنه قال يقول الرسول صلى الله عليه وسلم “رغم أنف رجل دخل عليه رمضان ثم انسلخ قبل أن يُغفر له, ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخلاه الجنة” (رواه الترمذي وصححه الألباني في صحيح الجامع 3510).
Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu : Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : celaka bagi seseorang yang ramadhan mendatanginya kemudian pergi sebelum dia diampuni…. (hadits riwayat tirmidzi Dan disahihikan oleh syeikh albani dalam shohih jami’ no : 3510).
وعنه قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ” ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه “
( أخرجه البخاري 3/59 ومسلم 1/524 رقم 175 ).
Dan darinya ; Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : Dan siapa yang berpuasa ramadhan dengan keimanan & pengharapan maka diampuni dosanya yang telah lewat.”(riwayat bukhori & muslim)
Maksud dengan keimanan adalah beriman kepada Allah ta’ala Dan ridho dengan kewajiban puasa tersebut serta mengharapkan pahala dari-Nya maka sesungguhnya Allah akan mengampuninya dari dosanya yang telah lewat.
وفي صحيح مسلم ( 233 ) عن أبي هريرة رضي الله عنه أيضاً أن النبي (صلى الله عليه وسلم) قال : ” الصلوات الخمس والجمعة إلي الجمعة ورمضان إلي رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر”.
Dalam shohih muslim darinya pula bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda : antara sholat 5 waktu Dan diantara 2 jumat Dan antara ramadhan keramadhan yang berikutnya merupakan pelebur dosa-dosa jika dosa-dosa besar dijauhi.
2. Merupakan wasilah untuk mendapatkan derajat ketaqwaan
َيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)
Berkata imam syaukani rahimahullahu ta’ala dalam tafsirnya : { لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }pasti kalian bertaqwa yakni dengan senantiasa kalian menjaga kewajiban puasa, Dan dikatakan maknanya : kalian akan terjaga dari melakukan maksiat dengan sebab ibadah ini karena itu mengurangi syahwat Dan melemahkan dorongan untuk bermaksiat sebagaimana tersebutkan dalam riwayat bahwa puasa itu benteng Dan bahwa itu adalah penghalang.
3. Adalah bulan yang penuh rahmat Dan kesempatan yang sangat besar untuk mendapatkan kebaikan yang sangat banyak karena terbukanya pintu langit Dan surga serta ditutupnya pintu neraka
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم ) ( أتاكم رمضان شهر مبارك فرض الله عز وجل عليكم صيامه تفتح فيه أبواب السماء وتغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه مردة الشياطين لله فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم ) (صحيح رواه أحمد 9/225 ( الفتح الرباني ) والنسائي 4/129 وصححه الألباني في الترغيب 1/490).
Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu :Rasulullah shallalllahu alaihi was sallam bersabda : bulan ramadhan yang Mubarak telah tiba, Allah azza wa jalla mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa, dibulan tersebut dibuka pintu-pintu langit Dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu para syetan, didalamnya ada suata malam yang lebih baik dari 1000 bulan, maka siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sunnguh dia orang yang terhalangi (dari kebaikan malam tersebut).(shohih riwayat Ahmad Dan Nasai Dan dishohihkan oleh Albani dalam targhib).
Maka dalam hadits ini merupakan kabar gembira dari Rasulullah shallallahu alaihi was sallam kepada hamba Allah yang sholeh dengan datangnya bulan ramadhan yang Mubarak sebab Nabi mengabarkan kepada para sahabatnya bukan sekedar pengabaran biasa bahkan maknanya : kabar gembira bagi kalian dengan datangnya bulan tersebut yang agung yang Allah takdirkan bagi hamba-Nya yang sholeh meraih apa yang telah dipersiapkan disisi-Nya berupa pengampunan Dan keridhoaan maka siapa yang terhalangi dari pengampunan dibulan ramadhan maka sungguh dia terharamkan dari suatu keutamaan yang besar.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) : ( إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء وفي رواية ( أبواب الجنة ) وفي رواية ( أبواب الرحمة ) وغلقت أبواب جنهم وسلسلت الشياطين ) ” أخرج البخاري 4/112 ومسلم 1079″.
Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu : Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : jika masuk bulan ramadhan maka dibuka pintu-pintu langit (Dan riwayat lain : pintu-pintu surga) (Dan riwayat : pintu-pintu rahmat ) Dan ditutup pintu-pintu jahannam Dan dibelenggu para syeitan. Muttafaqun alaihi.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ( إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدت الشياطين ومردة الجن وغُلقت أبواب النيران فلم يفتح منها باب وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب وينادي مناد يا باغي الخير أقبل ويا باغي الشر أقصر ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة ) ” رواه الترمذي 3/359 وابن ماجة 1642 وهو حسن”.
Dan darinya Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda :jika awal malam dibulan ramadhan maka dibelenggu para syeitan Dan jin Dan ditutup pintu neraka sehingga tidak satupun yang terbuka Dan dibuka pintu surga sehingga tidak ada satupun yang tertutup kemudian ada seruan berkata : wahai yang menginginkan kebaikan perbanyaklah Dan wahai yang menginginkan kejelekan kurangilah, Dan Allah akan membebaskan dari neraka (dari hamba-hambaNya) Dan itu disetiap malam (bulan ramadhan). Riwayat tirmidzi Dan ibnu majah.
Maka cukuplah dengan apa yang telah disebutkan diatas tentang kemuliaan Dan keutamaan bulan yang Mubarak ini sehingga kaum muslimin mempersiapkan diri mereka untun sibuk dengan berpuasa Dan tilawatul quran Dan dzikruklah serta qiyamul lail Dan lainnya dari amalan sholeh.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang diberikan kebaikan bulan yang Mubarak ini Dan membebaskan kita dari neraka Dan memasukkan kita kedalam rahmat Dan surga-Nya..sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha mengambulkan doa hamba-Nya.Amiin….
Pembahasan yang ke-7 : Adab-adab dalam dalam puasa yang wajib
Ketahuilah wahai ikhwani fiddiin bahwa puasa memiliki adab-adab sebagaimana yang dijelaskan oleh ahlu ilmi Dan adab ini sangat banyak yang tidak akan sempurna puasa tersebut kecuali dengannya Dan tidak akan bernilai disisi Allah kecuali dengan melakukan adab tersebut.
Dan adab ini terbagi menjadi 2 bagian:
• Adab yang wajib yang harus bagi yang berpuasa untuk menunaikannya serta menjaganya
• Adab yang mustahab yang sepantasnya ditunaikan Dan dijaga hal tersebut.
Dan dari perkara adab yang wajib adalah melaksanakan apa yang wajibkan kepadanya dari perkara ibadah baik berupa perkataan maupun perbuatan, Dan diantara yang wajib yang paling penting adalah sholat 5 waktu yang mana itu adalah salah satu rukun islam sehingga wajib untuk menunaikannya Dan menjaganya dengan melaksanakan rukun Dan syarat serta kewajiban dalam sholat tersebut maka dia melaksanakannya ditepat waktunya dengan berjamaah dimesjid bagi laki-laki karena yang demikian ini merupakan suatu ketaqwaan yang dengannya disyareatkan puasa Dan diwajibkan kepada umat ini.
Dan diantara yang berpuasa ada yang meremehkan sholat berjamaah padahal itu adalah suatu kewajiban.
Dan diantara yang berpuasa ada yang melampaui batas dari kewajiban perintah ibadah ini dengan dia tidur dari menunaikannya pada tepat waktunya, maka sungguh ini suatu kemungkaran yang sangat besar Dan sebab tersebar dalam menelantarkan amalan ibadah yang agung ini, sampai kebanyakan ulama mengatakan : bahwa siapa yang mengakhirkan sholat dari waktunya tanpa udzur syar’I tidak akan diterima meskipun dia sholat 100 kali dengan dalil sabda Rasul shallallahu alaihi was sallam
« من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد »
Siapa yang melakukan amalan yang bukan dari perkara kami maka dia tertolak..demikian yang dikatakan oleh syeikh Ibnu utsaimin rahimahullah ta’ala.
Dan diantara adab yang wajib rang berpuasa menjauhi segala apa yang diharamkan oleh Allah Dan RasulNya berupa perkataan Dan perbuataan, maka dia menjauhi dari berdusta yaitu : pengabaran terhadap sesuatu yang tidak sesuai yang sebenarnya, Dan sebesar-besarnya kedustaan adalah kepada Allah Dan Rasul-Nya seperti menisbatkan kepada Allah Dan kepada Rasul-Nya halalnya dari suatu yang haram Dan pngharaman dari suatu yang halal.
Dia menjauhi ghibah yaitu: menyebutkan tentang saudaramu yang tidak berada ditempat dengan apa yang dai tidak sukai entah penyebutanmu tentang tubuhnya seperti pincang atau buta atau tuli dengan tujuan mengejek/merendahkan, atau penyebutanmu tentang kepribadiannya seperti kebodohannya atau semisalnya sama saja hal tersebut ada pada dirinya ataukah tidak ada.
Dan dia menjauhi namimah yaitu : menukilkan perkataan seseorang kepada yang lainnya dengan tujuan untuk kerusakan (bukan untuk memperbaiki) Dan ini adalah dosa besar sebagaimana dalam banyak riwayat bahwa pelaku namimah tidak akan masuk kedalam surga.
Dan dia menjauhi kecurangan disemua muamalahnya dalam berjual beli dan perdagangan Dan bisnisnya serta menjauhi hal itu dalam setiap nasehat atau musyawarahnya karena kecurangan merupakan dosa besar sebagaimana yang disebutkan oleh ahli ilmi bahkan Rasul shallallahu alaihi was sallam berlepas diri dari para pelaku dosa ini seperti yang diriwayatkan oleh bukhori Dan muslim.
Dan dia menjauhi musik-musik Dan alat-alatnya dengan segala bentuknya seperti gendang atau gitar atau piano atau drum atau yang semisalnya karena semua itu adalah haram Dan semakin bertambah keharamannya Dan dosanya jika digandengkan dengan nyanyian Dan suara yang indah serta sang penyanyi yang menggoda.
Dan dari perkara adab yang mustahab adalah :
Diantaranya sahur yakni : makan diakhir malam sebelum terbit fajar shodiq sebagaimana dalam hadits
« تسَحَّروا فإن في السحور بركة » (1)
“bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.” Muttafaqun alaihi.
، وعن عمرو بن العاص رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكْلة السحر » (2)
“perbedaan antara puasa kita dengan ahlu kitab adalah dengan makan sahur.” Riwayat muslim dari Amr bin ash radhiyallahu anhu.
، وأثنى صلى الله عليه وسلم على سحور التمر فقال : « نِعْمَ سحور المؤمن التمر » (3)
Dan Rasul shallallahu alaihi was sallam memuji bersahur dengan kurma ;”sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma.” Riwayat abu daud dengan sanad yang hasan.
، وقال صلى الله عليه وسلم : « السحور كله بركة فلا تَدَعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله وملائكته يُصَلُّون على المتسحرين » (4) .
Dan Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : sahur semuanya adalah keberkahan sehingga jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meneguk segelas air karena sesungguhnya Allah Dan para malaikat memberikan shalawat kepada orang yang bersahur..”riwayat ahmad Dan berkata mundziri : sanadnya kuat Dan paragrafh yang pertama dari hadits ini ada penguatnya di shohihain.
(1) متفق عليه .
(2) رواه مسلم .
(3) رواه أبو داود وإسناده حسن وله شواهد يصل بها إلى درجة الصحة .
(4) رواه أحمد ، وقال المنذري : إسناده قوي ، والجملة الأولى منه لها شاهد في الصحيحين .
Dan diantaranya yaitu : mempercepat berbuka jika sudah yakin terbenamnya matahari dengan persaksian atau dugaan yang besar atas terbenamnya dengan adanya kabar yang terpercaya melalui adzan atau selainnya sabagaimana dalam riwayat :
فعن سهل بن سعد رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « لا يزال الناس بخير ما عَجَّلوا الفطر» متفق عليه
Dari sahl bin sa’d radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda : senantiasa muslimin berada dalam kebaikan selama mereka senantiasa menyegerakan berbuka. Muttafaqun alaihi.

Dan merupakan suatu perkara yang sunnah adalah berbuka dengan ruthob (jenis kurma yang belum terlalu matang Dan bersifat basah) Dan jika tidak ada maka dengan kurma Dan jika tidak ada dengan air
لقول أنس رضي الله عنه : « كان النبي صلى الله عليه وسلم يفطر قبل أن يصلي على رطبات ، فإن لم تكن رطبات فتمرات ، فإن لم تكن تمرات حسا حسوات من ماء »رواه أحمد وأبو داود والترمذي وإسناده حسن جدا
Sebagaimana perkataan Anas bin malik radhiyallahu anhu : senantiasa Rasul shallallahu alaihi was sallam berbuka dengan ruthob sebelum sholat maka jika tidak ada, dengan kurma Dan jika tidak ada, dia meneguk air dengan berapa tegukan. Riwayat Ahmad Dan abu daud Dan tirmidzi.

Dan diantaranya yaitu: memperbanyak baca al-quran Dan dzikir Dan sholat Dan bersedekah serta berdoa. Insyallah akan datang perinciannya dipermasalahan yag berikutnya.

Permbahasan yang ke-8 : hal-hal yang membatalkan puasa ada beberapa point sebagai berikut :
1. Berjima yaitu bersetubuh dengan memasukkan (maaf) dzakar ke kemaluan wanita, Dan ini yang paling besar yang membatalkan Dan dosanya.
Dan jika melakukannya disiang hari bulan ramadhan dalam keadaan puasa wajib baginya maka dia harus membayar kafarah yang berat bersamaan dengan mengqodhonya, adapun kafarahnya adalah membebaskan budak yang mukmin, jika tidak ada maka berpuasa berturut-turut (tidak boleh berbuka diantaranya kecuali alasan syar’I ,jika dia berbuka tanpa alasan syar’I walaupun sehari maka harus mengulang dari awal) Dan jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.
2. Mengeluarkan mani dengan keinginannya (bukan jima) seperti berciuman atau berpelukan atau istimna’/onani Dan selainnya karena semua ini merupakan hasil dari syahwat yang mana orang berpuasa harus menjauhinya sebagaimana dalam hadit qudsi
« يدع طعامه وشرابه وشهوته من أجلي »رواه البخاري
Dia meninggalkan makan Dan minumnya Dan syahwatnya karena Aku. Riwayat bukhori.
Adapun berciuman Dan berpelukan/bercumbu tanpa orgasme maka itu tidak membatalkan
لحديث عائشة رضي الله عنها : « أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يُقَبِّل وهو صائم ويباشر وهو صائم ولكنه كان أَمْلَكَكُمْ لإربه »متفق عليه
Sebagaimana dalam hadits Aisyah radhiyallahu anhu berkata : bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam berciuman Dan bercumbu dalam keadaan berpuasa akan tetapi keberadaannya lebih bisa menahan syahwat dari pada kalian. Muttafaqun alaihi.
وعن عمر بن أبي سلمة « أنه سأل النبي صلى الله عليه وسلم : أيُقَبِّل الصائم ؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم : ” سل هذه ” – يعني أم سلمة – , فأخبرته أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصنع ذلك» رواه مسلم
Dari umar bin abi salimah bahwasanya dia bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi was sallam apakah boleh bagi yang berpuasa berciuman?? Beliau shallallahu alaihi was sallam menjawab : tanyakan kepadanya “yakni um salamah;” kemudian dia mengabarkannya bahwa Nabi shallalllahu alaihi was sallam melakukan hal tersebut. Riwayat muslim.
Namun jika dia khawatir atas dirinya tidak mampu untuk menahan orgasme dengan berciuman Dan semisalnya atau sampai mengarah kejima karena tidak mampunya dia menahan gejolak syahwatnya maka pada saat itu berciuman Dan bercumbu haram baginya karena wasilah kepada yang haram maka dia itu haram sebagaimana tersebutkan suatu kaidah, demikian yang dikatakan syeikh Muhammad bin sholeh al-utsaimin rahimahullah.
3. Makan Dan minum.
Dan yang termasuk dalam makan Dan minum adalah apa yang dinamakan infus sebagaimana hal ini difatwakan oleh para ulama.
4. Keluar darah haid Dan nifas
Pembahasan yang ke-9 : amalan yang dianjurkan dibulan ramadhan
1) Qiro’atul qur’an karena ramadhan merupakan bulan yang diturunkannya al-qur’an sehingga sudah sepantasnya Dan seharusnya bagi setiap muslim untuk membaca al-qur’an Dan mengkhatamkannya/menamatkannya lebih dari sekali atau minimal sekali dengan mentadabburinya Dan mengambil faedah darinya karena ini merupakan sunnah Rasul sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam bukhori dari hadits ibnu abbas Dan sekaligus anjuran beliau shallallahu alaihi was sallam dibanyak haditsnya
قال صلى الله عليه وسلم : ” أوصيك بتقوى الله تعالي، فإنه رأس كل شئ وعليك بذكر الله تعالي وتلاوة القرآن، فإنه روحك في السماء وذكرك في الأرض “( حسن – رواه أحمد عن أبي سعيد وحسنه الألباني في صحيح الجامع رقم 3543 )
Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda : aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah ta’ala karena itu modal segala sesuatu Dan atasmu untuk senantiasa dzikrullah Dan tilawatul qur’an karena itu adalah ruhmu di langit Dan dzikirmu dibumi . riwayat Ahmad dari abi sai’d Dan dihasankan oleh albani)
. وقال صلى الله عليه وسلم : ” من سره أن يحب الله ورسوله فلينظر في المصحف “( حسن رواه أبو نعيم في الحلية والبيهقي في شعب الإيمان عن ابن مسعود وحسنه الألباني في صحيح الجامع رقم 6289 ).
Dan bersabda shallallahu alaihi was sallam : “siapa yang ingin dicintai oleh Allah Dan RasulNya maka lihatlah kedalam Alqu’an.’ Riwayat abu nuaim Dan baihaqi dari ibnu mas’ud Dan dihasankan oleh albani rahimahumullahu jami’an)
وقال صلى الله عليه وسلم : ” من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول ( ألم ) حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف ” ( رواه البخاري في التاريخ والترمذي والحاكم عن ابن مسعود وصححه الألباني في صحيح الجامع رقم 6469 ).
Dan bersabda shallallahu alaihi was sallam : siapa yang membaca satu huruf dari al-quran maka baginya satu kebaikan Dan kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali, aku tidak katakan ( ألم ) satu huruf akan tetapi alif huruf Dan lam huruf Dan mim huruf. “Riwayat bukhori Dan tirmidzi Dan hakim dari ibnu mas’ud Dan dishohihkan oleh albani.”
Dan ini juga merupakan kebiasaan salaf terkhusus dibulan ramadhan sangat bersemangat dalam amalan yang satu ini…
Berkata ibnu rajab rahimahullahu ta’ala : keberadaan salaf senantiasa membaca alquran dibulan ramadhan dalam sholat Dan lainnya. Adalah Qatadah mengkhatamkan quran setiap 7 hari maka jika datang ramadhan dia mengkhatamkan setiap 3 malam Dan jika datang 10 malam terakhir dia mengkhatamkam setiap malam. (الحلية 2/388 لطائف 191)
Dan An-nakha’I mengkhatamkan alquran di 10 malam terakhir setiap malam Dan selainnya setiap 10 hari (( لطائف 191.
Dan berkata rabi’ bin sulaiman : Muhammad bin idris asy-syafi’I mengkhatamkan alquran dibulan ramadhan sebanyak 60 kali semuanya itu didalam sholat.
Dan berkata ibnu abdil ham : keberadaan Malik jika datang bulan ramadhan meninggalkan membaca hadits Dan majelis taklim, Dan mengkhususkan membaca alquran.
Dan berkata abdur razaq : keberadaan sufyan tsauri jika datang ramadhan meninggalkan seluruh ibadah Dan mengkhususkan membaca alquran.
Semoga dengan atsar-atsar ini membuat kita semua termotivasi untuk menghadapkan diri kepada alquran dengan membacanya, menghafalnya Dan mentadabburinya serta mengamalkannya sehingga menjadi ahlu quran.
2) Sholat tarawih Dan qiyamul lail : ini merupakan dari perkara ibadah yang sangat penting yang disyareatkan bagi setiap muslim untuk bersemangat dalam menghidupkannya dibulan ramadhan Dan disyareatkan untuk berjamaah dalam melakukannya.
Berkata syeikh albani rahimahullahu ta’ala : disyareatkan berjamaah dalam sholat tarawih dibulan ramadhan bahkan itu lebih afdhol (yakni lebih banyak mendapatkan pahala Dan keutamaan) daripada sholat sendiri karena Rasul shallallahu alaihi was sallam melakukannya dengan berjamaah Dan menjelaskan tentang keutamaannya sebagaimana yang diriwayatkan oleh ashabu sunan dari abi dzar radhiyallahu anhu Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda :
” إن الرجل إذا صلى مع الامام حتى ينصرف حسب له قيام ليلة “( قيام رمضان للألباني وقال ( قيام رمضان للألباني
وقال صحيح أخرجه أصحاب السنن راجع صحيح أبي داود 1245 والإرواء 447 ).
Bahwa seseorang jika dia sholat bersama imam sampai selesai (imam) maka ditulis baginya qiyamul lail semalaman.( قيام رمضان للألباني وقال صحيح أخرجه أصحاب السنن راجع صحيح أبي داود 1245 والإرواء 447 ).

Berkata syeikh Muhammad bin utsaimin rahimahullahu ta’ala : tidak sepantasnya bagi seseorang untuk tidak menghadiri sholat tarawih demi untuk mendapatkan pahala Dan keutamaannya Dan begitu pula jangan dia berhenti darinya sampai imam selesai dari tarawih tersebut beserta sholat witirnya supaya dicatat mendapatkan pahala melakukan qiyamul lail semalam penuh Dan boleh bagi wanita untuk menghadiri tarawih jika aman fitnah bagi dirinya Dan selain dia akan tetapi wajib baginya untuk memakai hijab yang menutupi auratnya dengan tanpa tabarruj Dan memakai wewangian Dan tidak mengangkat suaranya serta menampakkan perhiasannya. (majelis ramadhan hal:9)
Berkata syeikh Muhammad bin ibrohim alu syeikh rahimahullahu ta’ala : dengan hadits ini (hadits abu dzar) Imam Dan selainnya berhujjah dengannya bahwa sholat tarawih dengan berjamaah lebih afdhol daripada dikerjakan sendiri. Dan dalam sabdanya tersebut anjuran untuk menghidupkan bulan ramadhan dibelakang imam Dan ini sangat ditekankan daripada maknanya sunnah. Dan kebedaraan manusia/sahabat pada saat itu berjamaah dimesjid pada zaman Rasul shallallahu alaihi was sallam Dan Beliau tidak mengingkarinya Dan persetujuan beliau teranggap bagian dari sunnahnya. (fatawa wa rasail Muhammad bin ibrohim alu syeikh 3/54)
Dan jika sudah selesai sholat witir mengucapkan doa dengan mengatakan :
سبحان الملك القدوس، سبحان الملك القدوس سبحان الملك القدوس
Dibaca 3 kali dengan dipanjangkan suaranya Dan dikeraskan suaranya yang ketiga
( صحيح أبي داود 1284 والنسائي 3/244 وأحمد 5/123 ).
Permasalahan :
• kapan waktunya sholat tarawaih tersebut??
Jawabannya : dari semenjak selesai sholat isya sampai terbit fajar subuh sebagaimana yang dikatakan oleh ahlu ilmi,
قال النووي في “المجموع” (3/526) :” يدخل وقت التراويح بالفراغ من صلاة العشاء ، ذكره البغوي وغيره، ويبقى إلى طلوع الفجر ” انتهى .
Berkata imam nawawi rahimahullah ta’ala : masuknya waktu sholat tarawih semenjak selesai sholat isya, begitu pula ini disebutkan oleh al-baghawi Dan selainnya, Dan berakhir sampai terbitnya fajar. (al-majmu’ 3/526).
وقال الشيخ ابن عثيمين :” وقتها – يعني التراويح – من بعد صلاة العشاء ، إلى طلوع الفجر” انتهى . “مجموع فتاوى ابن عثيمين” (14/210)
Berkata syeikh ibnu utsaimin rahimahullahu ta’ala : waktunya –yakni tarawih- dari selesai sholat isya sampai terbir fajar . (majmu’u fatawa 210/14).
Adapun yang paling afdhol dalam melakukannya adalah di akhir malam sebagaimana hal ini jelaskan ahlu ilmi diantaranya imam ahmad rahimahullah ta’ala seperti yang dinukilkan olah imam ibnu qoyyim di badai’ul fawaid
فعنه إن أخروا القيام إلى آخر الليل فلا بأس به كما قال عمر فإن الساعة التي تنامون عنا أفضل ولأنه يحصل قيام بعد رقدة وقال الله تعالى إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Jika mereka mengakhirkan sampai diakhir malam maka tidak apa-apa sebagaimana perkataan umar radhiyallahu anhu : sesungguhnya waktu yang kalian tidur adalah lebih afdhol (untuk tarawih), Dan karena itu dilakukan setelah tidur Dan juga Allah berfirman :6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (badai’ul fawaid)
Dan begitu pula syeikhul islam rahimahullahu ta’ala mengatakan demikian :
قال شيخ الإسلام ابن تيمية: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، السُّنَّةُ فِي التَّرَاوِيحِ أَنْ تُصَلَّى بَعْدَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ كَمَا اتَّفَقَ عَلَى ذَلِكَ السَّلَفُ
وَالْأَئِمَّةُ فَمَا كَانَ الْأَئِمَّةُ يُصَلُّونَهَا إلَّا بَعْدَ الْعِشَاءِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَهْدِ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ وَعَلَى ذَلِكَ أَئِمَّةُ
الْمُسْلِمِينَ لَا يُعْرَفُ عَنْ أَحَدٍ أَنَّهُ تَعَمَّدَ صَلَاتَهَا قَبْلَ الْعِشَاءِ فَإِنَّ هَذِهِ تُسَمَّى قِيَامَ رَمَضَانَ). مجموع الفتاوى (23/119-123)(
Alhamdulillah Rabbil ‘alamin : yang sunnah dalam melaksanakan tarawih adalah dengan melaksanakannya setelah akhir waktu isya (tengah malam) sebagaimana ini kesepakatan salaf Dan para aimmah, maka tidak pernah para aimmah melakukannya(sebelum isya) kecuali setelah isya pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi was sallam Dan khulafau rasyidin Dan demikian pula para aimmah kaum muslimin tidak diketahui dari seorang pun dari mereka bahwa sengaja melakukannya sebelum isya, maka sesungguhnya ini (sholat tarawih dinamakan qiyama ramadhan. (majmu’ul fatawa)
Dan juga disebutkan dalam kitab القول الراجح مع الدليل (3/82)
س112: ما هو وقت الاستحباب بالنسبة لصلاة التراويح؟
ج الشيخ خالد بن ابراهيم الصقعبي
/ الأقرب في ذلك أن الأفضل أن تكون في آخر الليل إذ هو وقت نزول الرب عز وجل, وقوله سبحانه وتعالى: هل من سائل؟ هل من مستغفر؟ هل من تائب؟ لكن بما أن الجماعة تشرع لصلاة التراويح فيراعى أحوال المأمومين, فإن شق آخره فُعلت أوله, أما العشر الأواخر فيستحب إحياؤها بالعبادة, لحديث عائشة رضي الله عنها قالت { كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إذا دخل العشر الأواخر من رمضان أحيا الليل كله وأيقظ أهله وجد وشد المئزر ( فينبغي مد العبادة في العشر الأواخر إلى آخر الليل, أو القيام آخره.
Pertanyaan :kapan waktu yang mustahab untuk sholat tarawih?
Syeikh kholid bin ibrohim ash-sho’qobii menjawab : yang benar tentang permasalahan ini bahwa yang afdhol keberadaannya diakhir malam yakni ketika Allah azza wa jalla turun kelangit dunia, Dan Dia berfirman : adakah yang meminta? Adakah yang beristighfar? Adakah yang bertaubat? Akan tetapi diperhatikan keadaan jamaah dalam melakukan sholat tarawih sehingga dilihat keadaan makmum, jika memberatkan mereka maka dilakukan diawal malam, adapun disepuluh malam terakhir (bulan ramadhan) maka disunnahkan untuk menghidupkannya dengan ibadah, seperti tersebutkan dalam hadits aisyah radhiyallahu anha berkata : keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi was sallam jika masuk 10 malam terakhir bulan ramadhan dia menghidupkan malam seluruhnya Dan membangunkan keluarganya Dan bersemangat Dan menguatkan tali sarungnya) sehingga seharusnya memperpanjangkan ibadah di 10 malam terakhir sampai diakhir malam atau melakukannya diakhir malam tersebut.
• Qunut dalam witir : adalah perkara sunnah Dan mustahab demikianlah yang dikatakan oleh para ulama bahkan disyareatkan bagi makmum untuk mengaminkan doa imam.
حكم دعاء القنوت في التراويح
س: ما حكم قراءة دعاء القنوت في الوتر في ليالي رمضان، وهل يجوز تركه؟
ج: القنوت سنة في الوتر، وإذا تركه في بعض الأحيان فلا بأس.(مجموع الفتاوى 30/ 32)لفضيلة الشيخ ابن باز رحمه الله تعالى.
Pertanyaaan : apa hukum membaca doa qunut dalam witir dimalam-malam ramadhan, apakah boleh meninggalkannya?
Syeikh ibnu baz menjawab : qunut adalah sunnah dalam witir Dan jika terkadang dia meninggalkannnya maka hal itu tidak mengapa. (majmu’ul fatawa 30/32)
س: يستمر بعض الأئمة في القنوت في الوتر كل ليلة، فهل أثر هذا عن سلفنا؟
ج: لا حرج في ذلك، بل هو سنة؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما علم الحسن بن علي رضي الله عنهما القنوت في الوتر لم يأمر بتركه بعض الأحيان ولا بالمداومة عليه، فدل ذلك على جواز الأمرين، ولهذا ثبت عن أبي بن كعب رضي الله عنه حين كان يصلي بالصحابة رضي الله عنهم في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه كان يترك القنوت بعض الليالي ولعل ذلك ليعلم الناس أنه ليس بواجب. والله ولي التوفيق. .(مجموع الفتاوى 30/33)لفضيلة الشيخ ابن باز رحمه الله تعالى
Sebagian imam mesjid terus membaca doa qunut dalam witir disetiap malam, maka apakah ini ada atsarnya dari salaf??
Beliau menjawab : tidak mengapa demikian bahkan itu sunnah karena Nabi shallallahu alaihi was sallam tatkala mengajari hasan bin ali radhiyallahu anhuma qunut dalam witir Dia tidak memerintahkan untuk meninggalkannya diwaktu tertentu Dan tidak pula untuk terus membacanya, maka ini menunjukkan tentang bolehnya ke-2 perkara tersebut, Dan sebab ini telah tsabit dari ubay bin ka’ab radhiyallahu anhu tatkala dia mengimami para sahabat radhiyallahu anhum di mesjid Rasul shallallahu alaihi was sallam bahwasanya dia kadang disuatu malam tidak membacanya Dan boleh jadi hal ini dia melakukannya untuk mengajarkan pada manusia bahwa itu bukan perkara wajib. Wallahu waliyyut taufiq. (majmu’ul fatawa 30/33)
قال اللجنة الدائمة : أما القنوت في الوتر فمستحب لحديث الحسن بن علي رضي الله عنهما قال: « علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمات أقولهن في قنوت الوتر: اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت فإنك تقضي ولا يقضى عليك وإنه لا يذل من واليت تباركت ربنا وتعاليت »رواه الخمسة. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … نائب رئيس اللجنة … الرئيس
عبد الله بن غديان … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
(فتاوى اللجنة الدائمة 7/170)
Berkata lajnah daimah : adapun qunut dalam witir adalah mustahab dengan hadits hasan bin ali radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah shallallahu alaihi was sallam beberapa kalimat yang aku katakan didalam qunut witir :
اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت
فإنك تقضي ولا يقضى عليك وإنه لا يذل من واليت تباركت ربنا وتعاليت.
Diriwayatkan oleh ashabul sunan. (fatawa lajnah daimah 7/170)
أ: الصحيح أن الأفضل أن يكون دعاء القنوت في الوتر بعد الركوع لا قبله؛ لكثرة الأحاديث الصحيحة الواردة في ذلك.
ب: يدعو المصلي في القنوت بما ورد من الأدعية وبغير ما ورد، مما يحتاجه في دينه ودنياه.
جـ: يؤمن المأموم على دعاء الإمام، ويثني على الله ويسبحه إذا أثنى إمامه على الله أو ينصت.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … نائب الرئيس … الرئيس
عبد الله بن قعود … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
(فتاوى اللجنة الدائمة 7/185)
a. Yang benar bahwa yang afhdhol keberadaan doa qunut witir adalah setelah ruku’ bukan sebelumnya, karena banyaknya hadits yang shohih yang menjelaskan hal ini.
b. Orang shalat berdoa dalam witirnya dengan dengan doa witir Dan selainnya yang yang telah tetap dari dalil, dari apa-apa yang dia butuhkan dari urusan agama Dan dunianya.
c. Makmum mengaminkan doa imamnya Dan memuji Allah Dan mensucikannya jika imam memujinya atau dia (makmum) diam.
( lajnah daimah 7/185)
قال فضيلة الشيخ – جزاه الله عن والمسلمين خير الجزاء -:
وأما القنوت في الوتر فليس بواجب، والذي ينبغي للإنسان أن لا يداوم عليه؛ بل يقنت أحياناً، ويترك أحياناً.
وأما مسح الوجه باليدين بعد الدعاء فمن العلماء من قال: إنه بدعة؛ لأن الأحاديث الواردة فيه ضعيفة(2)، كشيخ الإسلام بن تيميه – رحمه الله – فإنه يقول للداعي إذا انتهى من دعائه ولو كان رافعاً يديه لا يمسح بيديه؛ لأن الأحاديث الواردة بهذا ضعيفة. والأحاديث الصحيحة الواردة عن النبي عليه الصلاة والسلام في دعائه أنه إذا رفع يديه فإنه لا يمسح بها وجهه صلى الله عليه وسلم.
ومن العلماء من قال: إن المسح سنة بناء على أن الأحاديث الضعيفة إذا تكاثرت قوى بعضها بعضاً.
والذي أراه أن مسح الوجه بعد الدعاء ليس بسنة؛ لكن من مسح فلا ينكر عليه، ومن ترك فلا ينكر عليه.
( مجموع الفتاوى والرسائل للشيخ ابن عثيمين رحمه الله تعالى 14/98)
Berkata syeikh ibnu utsaimin rahimahullahu ta’ala : adapun qunut witir tidaklah wajib, Dan yang seharusnya bagi seseorang adalah jangan melakukan terus-menerus, bahkan kadang lakukan Dan kadang tidak.
Dan adapun mengusap wajah dengan ke-2 tangan setelah berdoa maka sebagian ulama mengatakan : adalah bid’ah karena hadits-hadits yang menunjukkan tentangnya dho’if, seperti syeikhul islam ibnu taimiyah mengatakan jika seorang berhenti dari doanya jika dia mengangkat 2 tangannya jangan dia mengusap wajahnya karena hadits-hadits yang tentang ini adalah dho’if. Tapi hadits-hadits yang shohih menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam jika dia mengangkat ke-2 tangannya ketika berdoa dia tidak mengusap wajahnya dengannya.
Dan diantara ulama mengatakan bahwa mengusap wajah adalah sunnah berdalil dengan hadits-hadits dhoif jika banyak jalannya akan saling menguatkan.
Dan yang aku memandangnya bahwa mengusap wajah setelah berdoa bukanlah sunnah, tetapi siapa yang mengusap tidak diingkari Dan siapa yang meninggalkannya tidak diingkari pula. (majmu’ul fatawa wal rasail 14/98)
3) Banyak Bersedekah dibulan tersebut
قال الشيخ ابن العثيمين رحمه الله تعالى :الصدقة في رمضان صدقة في زمن فاضل، وكان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن.وأفضل ما تكون الصدقة على المحتاجين إليها، وما كان أنفع لهم فهو أفضل، ومن المعلوم أن الناس اليوم يفضلون الدراهم على الطعام، لأن المحتاج إذا أعطي الدراهم تصرف فيها حسبما تقتضيه حاجته من طعام، أو لباس، أو وفاء غريم أو غير ذلك، فيكون صرف الدراهم للمحتاجين في هذه الحال أفضل من صنع الطعام ودعوتهم إليه. ( مجموع الفتاوى والرسائل للشيخ ابن عثيمين رحمه الله تعالى17/155)
Berkata syeikh ibnu utsaimin rahimahullahu ta’ala : bersedekah dibulan ramadhan merupakan sedekah diwaktu yang mulia, Dan keberadaan Nabi shallallahu alaihi was sallam manusia paling dermawan, Dan dia paling dermawan adalah dibulan ramadhan yang mana saat itu jibril datang menemuinya kemudian dia belajar alquran darinya. Dan sedekah yang paling afdhol kepada siapa yang membutuhkannya , Dan siapa yang yang lebih membutuhkan maka itu adalah yang paling afdhol, Dan sudah menjadi perkara yang maklum bahwa manusia pada saat sekarang ini lebih mengutamakan bersedekah dengan uang daripada makanan, karena yang membutuhkan (sedekah itu) jika diberikan uang dia bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan yang dia inginkan berupa makanan atau pakaian atau membayar utang atau yang lainnya, sehingga bersedekah dengan uang pada saat sekarang ini kepada yang membutuhkan lebih afdhol/utama daripada makanan. (majmu’ul fatawa 17/155)
قال الشيخ الفوزان حفظه الله تعالى :الصدقة في رمضان أفضل من الصدقة في غيره؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم سماه شهر المواساة .وكان صلى الله عليه وسلم أجود ما يكون في شهر رمضان حين يلقاه جبريل في رمضان، كان أجود بالخير من الريح المرسلة (المنتقى من فتاوى الفوزان 51/26)
Berkata syeikh al-fauzan hafizhahullahu ta’ala :bersedekah dibulan ramadhan lebih afdhol daripada sedekah dibulan lainnya karena seseungguhnya Nabi shallallahu alaihi was sallam menamakan bulan tersebut dengan bulan muwaasaah (yakni : menyamakan saudaranya seiman seperti keadaannya dalam manfaat Dan lainnya, ini ibarat yang menunjukkan puncaknya ukhuwah islamiyah – lihat at-ta’rifat 1/729-pent-). Dan keberadaan Rasul shallallahu alaihi was sallam lebih dermawan dibulan ramadhan (yang bulan tersebut) jibril datang menemuinya, sungguh keberadaannya sangat dermawan dengan kebaikan dari pengutusan kerasulannya.(al-muntaqa 51/26)
عن ابن عباس قال : كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – أجود الناس وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن فلرسول الله – صلى الله عليه وسلم – أجود بالخير من الريح المرسلة . البخاري (6) ومسلم (2308)
قال النووي : وفي هذا الحديث فوائد منها بيان عظم جوده – صلى الله عليه وسلم – ومنها استحباب إكثار الجود في رمضان . اهـ ( شرح النووي على صحيح مسلم ج:15 ص:69 ) والله أعلم
Dan keberadaan Nabi shallallahu alaihi was sallam manusia paling dermawan, Dan dia paling dermawan adalah dibulan ramadhan yang mana saat itu jibril datang menemuinya Dan dia menemuinya disetiap malam dibulan ramadhan kemudian dia belajar alquran darinya, sungguh keberadaannya sangat dermawan dengan kebaikan dari pengutusan kerasulannya. Riwayat bukhori Dan muslim dari Ibnu abbas radhiyallahu anhuma.
Berkata imam nawawi rahimahullahu ta’ala : Dan dihadits ini banyak faedah yang bisa diambil diantaranya ; keterangan yang jelas tentang besarnya kedermawaan Rasul shallallahu alaihi was sallam, Dan diantaranya : disunnahkan untuk memberbanyak (sifat) dermawan dibulan ramadhan .(syarah shohih muslim 15/69).
وقال ابن رجب الحنبلي : وكان جودُه أي صلى الله عليه وسلم بجميع أنواع الجود، من بذل العلم والمال وبذل نفسه لله تعالي في إظهار دينه وهداية عباده وإيصال النفع إليهم بكل طريق، من إطعام جائعهم ووعظ جاهلهم وقضاء حوائجهم، وتحمل أثقالهم ( لطائف المعارف ص 306 ).
Berkata ibnu Rajab rahimahullah al-hanbaly : kedermawanan Rasul shallallahu alaihi was sallam dengan semua macamnya, dari berupa ilmu Dan harta Dan jiwanya demi Allah ta’ala untuk menampakkan agamanya Dan memberikan petunjuk hambaNya Dan memberikan manfaat kepada mereka dengan segala bentuknya, seperti memberi makan bagi yang lapar dan menasehati yang jahil Dan (membantu) meringankan beban mereka (latha’if al-ma’arif hal : 306)
وقال ابن رجب : وكان جوده صلى الله عليه وسلم يتضاعف في شهر رمضان على غيره من الشهور كما أن جود ربه يتضاعف فيه أيضاً، فإن الله جبله على ما يحبه من الأخلاق الكريمة وكان على ذلك من قبل البعثة.
Dan berkata pula : kedermawanan Rasul shallallahu alaihi was sallam berlipat ganda dibulan ramadhan dari selain bulan tersebut sebagaimana Rabbnya pun berlipat ganda kedermawananNya dibulan tersebut, karena sesungguhnya Allah memberikan kepadanya asal kepribadiannya dengan apa yang Dia (Allah) cintai berupa akhlak yang mulia Dan itu ada pada dirinya sebelum diutus sebagai Nabi.
Semoga Allah memberikan kita semua taufiq Dan hidayahNya sehingga kita bisa mengamalkan amalan-amalan yang dianjurkan dibulan yang Mubarak ini Dan memperbanyaknya sehingga kita termasuk hambanya yang keluar dari bulan ini dalam keadaan diampuni Dan dirahmati serta dibebaskan dari neraka and adzabNya- Ya Allah kami sangat takut dengan adzab Dan neraka Engkau maka jauhkanlah kami darinya sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Dan Mengabulkan doa- Amiin Ya Rabbal Alamiin.
Pembahasan yang ke-10 : 10 malam terakhir Dan malam lailatul qadr
Wahai saudaraku seiman diantaranya kenikmatan Allah yang besar kepada hambaNya terkhusus bagi kaum mukminin adalah 10 malam terakhir dibulan ramadhan yang mana penuh dengan segala kebaikan Dan pahala yang besar serta keutamaan-keutamaan yang agung, Dan diantara keutamaannya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama diantara mereka :
fadhilatu syeikh ibnu utsaimin rahimahullah, beliau berkata : diantara kekhususan 10 malam terakhir itu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam sungguh bersemangat lebih banyak dari malam-malam sebelumnya Dan ini meliputi kesungguhan disegala aspek ibadah berupa sholat Dan quran Dan dzikir Dan bersedekah Dan selainnya Dan karena sesungguhya Beliau menguatkan tali sarungnya yang maksudnya dia tidak mendatangi istri-istrinya untuk tujuan sholat Dan dzikir, Dan juga dia menghidupkan malam tersebut dengan qiyamul lail Dan qiroah Dan dzikir dengan hati Dan lisannya Dan anggota tubuhnya karena kemuliaan malam-malam tersebut Dan untuk mendapatkan malam lailatul qader yang siapa menghidupkannya dengan keimanan Dan ihtisaban maka akan diampuni segala dosanya yang telah lewat.
Dan beliau menambahkan : Dan yang menunjukkan pula tentang keutamaan 10 malam terakhir bahwasanya Rasul shallallau alaihi was sallam membangunkan keluarganya untuk sholat Dan dzikir (karena) semangat untuk mengumpulkan kebaikan yang berbarakah yang sangat jarang itu dengan beribadah sebab itu sesuai dengan kesempatan umur bagi siapa yang diberikan taufiq oleh Allah ta’ala.
Berkata ibnu hajar dalam fathul bari 4/270 : (ketika mensyarah hadits jika masuk 10 malam terakhir..) dihadits menunjukkan semangat untuk senantiasa menghidupkan 10 malam terakhir adalah merupakan isyarat berupa anjuran dalam membekali diri dalam menghadapi sakaratul maut semoga Allah menutup kehidupan kita dengan kebaikan Amiin.)
Lailatul qadr :
A. keutamaannya
1) Allah ta’ala menurunkan dimalam tersebut Al-quran yang itu adalah petunjuk bagi manusia Dan kebahagiaan mereka didunia Dan akhirat.
2) Bahwa malam itu lebih baik dari 1000 bulan atau 83 tahun 4 bulan, dengan dalil hadits Anas radhiyallahu anhu berkata : telah datang ramadhan kemudian Rasul shallallahu alaihi was sallam
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم “إن هذا الشهر قد حضركم, وفيه ليلة خير من ألف شهر من حرمها فقد حرم الخير كله ولا يحرم خيرها إلا محروم” (حسن رواه ابن ماجه وحسنه الألباني في صحيح الترغيب 1/418)
Bulan ini telah mendatangi kalian, Dan didalamnya ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan, siapa yang terhalangi dari kebaikan/keberkahan malam itu maka sungguh dia terhalangi dari kebaikan seluruhnya, Dan tidaklah terhalangi dari kebaikan kecuali orang yang sangat merugi. (riwayat ibnu majah Dan dihasankan oleh albani).
1) Bahwa para malaikat turun dimalam tersebut Dan mereka tidaklah turun kecuali dengan kebaikan Dan barakah Dan rahmah.
2) Adalah malam keselamatan karena banyaknya yang selamat didalamnya dari hukuman Dan adzab dengan ketaatan yang dilakukan hambaNya.
3) Bahwasanya Allah menurunkan keutamaannya dengan satu surat yang sempurna yang dibaca sampai hari kiamat.
1. Disunnahkan untuk berdoa Dan memperbanyak doa dimalam tersebut
Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata : aku bertanya Ya Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bagaimana pendapatmu jika aku mendapatkan malam laitul qadr apa yang musti aku ucapkan?
قال :”قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني” (رواه أحمد 6/171 والترمذي 9/495 وابن ماجه 3850 وهو صحيح).
Beliau berkata : katakanlah اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
1. Alamat-alamatnya
Rasulullah shallallahu alaihi was sallam memberikan alamat malam tersebut supaya setiap muslim mengetahuinya :
I. Dalam shohih muslim, Nabi shallallahu alaihi was sallam mengabarkan diantara alamatnya bahwa matahari terbit cerah tanpa ada rasa silau dalam melihatnaya.
II. Dari hadits ibnu abbas yang diriwayatkan ibnu khuzaimah Dan thoyalisi dalam musnadnya dengan sanad yang shohih bahwa Nabi berkata : lailatul qadr malam yang cerah/sejuk, tidak ada panas daan dingin, matahari terbit dengan cahaya yang merah tapi lemah (tidak menyilaukan).
III. Yang riwayatkan oleh thabrani dengan sanad yang hasan dari hadits watsilah bin asqa’ radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi was sallam berkata malam lailatul qadr adalah malam yang cerah, tidak panas Dan tidak pula dingin…wallahu a’lam
Pembahasan yang ke-11 : zakat fitri
Dipenghujung ramadhan wajib bagi seorang muslim membayar Zakat fitri sebelum dilaksanakan sholat I’ed Dan didalamnya beberapa permasalahan yang perlu diketahui :
1. Hukumnya
Adalah wajib Rasul shallallahu alaihi was sallam mewajibkannya kepada kaum muslimin sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhori Dan muslim dari Ibnu umar Dan ibnu abbas radhiyallahu anhum oleh abu daud Dan nasa’I rahimahumullahu ta’ala.
1. Kepada siapa diwajibkan
Diwajibkan kepada anak kecil Dan besar, laki-laki maupun wanita, budak ataukah merdeka dari kalangan kaum muslimin.
Dan tidak wajib bagi wanita yang hamil untuk mengeluarkan zakat janin diperutnya kecuali jika untuk bersedekah dengannya maka tidak apa, karena Utsman Amirul mukminin dia mengeluarkan zakat wanita hamil.
Dan demikian pula wajib mengeluarkan untuk dirinya Dan demikian pula siapa yang menjadi tanggungannya seperti istrinya atau kerabatnya.
1. Hikmahnya
Berkata syeikh ibnu utsaimin rahimahullahu ta’ala : adapun hikmahnya sangat jelas sekali yakni untuk berbuat baik kepada faqir miskin Dan mencegah dari mengemis di hari-hari I’ed sehingga mereka bisa bergabung bersama-sama dengan orang kaya dalam kebahagiaan Dan kesenangan sehingga merupakan hari raya bagi seluruhnya, Dan juga sebagai bentuk rasa kebersamaan Dan ukhuwah dengan akhlak yang mulia, Dan juga untuk mensucikan bagi yang berpuasa dari apa yang dilakukan berupa kejelekan,perbuatan sia-sia Dan dosa, Dan juga untuk menampakkan rasa syukur kepada nikmat Allah ta’ala kepada dia yang telah menyempurnakan puasa ramadhan Dan menghidupakannya Dan melakukan apa yang dimudahkan dalam melaksanakan amal sholeh. (Majelis ramadhan hal:137)
1. Dengan apa kita mengeluarkan zakat tersebut.
Dikeluarkan zakat fitri berupa 1sho dari gandum atau kurma atau kismis atau makanan disetiap negeri seperti beras atau tepung Dan lainnya dari makanan pokok suatu negeri sebagaimana ini difatwakan oleh para ulama seperti lajnah daimah.
Syeikh Abdullah al-bassam berkata dalam taudihul ahkam syarah bulughul maram 3/78 : kadar 1 sho sebanding dengan 2,5 kilo atau 2500 gram.
1. Kepada siapa dikeluarkan
Seharusnya diberikan kepada yang berhak saja mendapatkannya dari kalangan fuqara Dan masakin seperti yang disebutkan dalam hadits Ibnu abbas radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan oleh bukhori Dan muslilm Dan ini yang pendapat yang benar yang dirojihkan oleh syeikhul islam ibnu taimiyah sebagaimana dalam fatawa 25/71-78 Dan muridnya Ibnu qoyyim di zaadul ma’ad 2/44. Dan tidak ada disana dalil yang jelas yang disebutkan oleh sebagian ahlu ilmi yang membolehkan menyalurkan zakat fitri ini kepada 8 golongan yang disebutkan dalam surah at-taubah.
1. Waktunya
Kewajiban zakat fitri yaitu semenjak terbenamnya matahari dimalam I’ed fitri
Dan waktu untuk menyalurkan ada 2 waktu : waktu yang afdhol Dan waktu yang boleh
Adapun waktu yang afdhol adalah pagi hari sebelum sholat I’ed
Adapun waktu yang boleh adalah sehari atau 2 hari sebelum I’ed sebagaimana dalam hadits ibnu umar radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan oleh abu daud Dan nasai Dan dihasankan albani dalam irwa’u 3/332.
1. Apakah boleh mengeluarkan dengan bentuk uang?
Tidak sah dengan memakai uang karena itu menyelisihi sunnah Rasul shallallahu alaihi was sallam padahal pada zaman beliau ada uang Dan juga menyelisihi amalan para sahabat sehingga hal ini teranggap perkara yang baru yang tertolak Dan tidak diterima dengan dalil
قوله صلى الله عليه وسلم :” من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد”, وفي رواية من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو
رد” (رواه مسلم).
Berkata Rasul shallallahu alaihi was sallam : siapa yang melakukan amalan yang tidak kami melakukannya maka itu tertolak. Riwayat Muslim dari Aisyah radhiyallahu anha. Demikian yang dikatakan oleh ahlu ilmi seperti lajnah daimah Dan syeikh ibnu utsaimin Dan syeikh albani Dan syeih muqbil Dan para ulama yang lainnya… Wallahu a’lam bi showab.
Dan sampai disini akhir dari apa yang mampu kami kumpulkan dalam artikel yang sederhana ini Dan sungguh saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan pembahasan ini untuk memudahkan Dan membantu dalam memahami dengan baik bagi ikhwan Dan akhwat tentang permasalahan agama mereka terkhusus apa yang berkaitan dengan ramadhan.
Dan jika saya benar maka itu semua dari Allah semata – Dan bagi Dia segala puja Dan puji- Dan jika saya salah maka itu dari diri saya pribadi Dan syeithan Dan saya meminta ampun Dan bertaubat kepada-Nya.
Dan hanya kepada Allah-lah aku meminta semoga artikel ini bermanfaat bagi islam Dan muslimin, Dan semoga pula amalan ini ikhlas karena mengharapkan rahmat Dan keridhoanNya Dan sebagai tambahan kebaikan kami ditimbangan kelak dihari yang tidak bermanfaat harta Dan keturunan kecuali keikhlasan Dan ketaatan…sesungguhnya Dia Maha kuasa atas segala sesuatu Dan Alhamdulillahi Rabbil A’lamin Dan shalawat Dan salaam serta keberkahan atas Nabi kita Muhammad Dan keluarganya Dan sahabatnya seluruhnya.
Referensensi :
1. Alquran
2. Shohih bukhori
3. Shohih muslim
4. Syarah umdatul ahkam syeikh zaid al-washobi
5. Majmu’u syarhu muhadzdzab imam nawawi
6. Fatawa lajnah daimah
7. Fatawa ibnu baz
8. Fatawa ibnu utsaimin
9. Fatawa syeikhul islam ibnu taimiyah
10. Majelis ramadhan syeikh ibnu utsaimin
11. Dan lainnya dari kutub ahlu ilmi

سبحناك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Ditulis oleh Abu aisyah Asnur bin badruddin semoga Allah mengampuninya
Malam ahad bertetapan dengan 29 sya’ban 1432H /30 juli 2011
Manukan Wasono Surabaya Jawa Timur.
Alhamdulillahi rabbil alamiin.

(Sumber : http://isnad.net/)